25 April 2025

Get In Touch

Dorong Potensi Anak Muda Lewat Olahraga, DPRD Jatim Dukung Pembinaan Sejak Dini

Anggota DPRD Jatim, Rasiyo.
Anggota DPRD Jatim, Rasiyo.

SURABAYA (Lentera) – Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Rasiyo menyerukan pentingnya pembinaan olahraga sejak usia dini, untuk menjamin masa depan prestasi atlet di Jawa Timur. Menurutnya, keberhasilan klub-klub voli profesional seperti Jakarta LavAni Allo Bank tak lepas dari strategi pembinaan jangka panjang yang konsisten dan terstruktur.

“Kalau kita bicara soal masa depan olahraga, maka pembinaan sejak dini adalah kuncinya. Kita butuh sistem yang kuat untuk mengawal potensi anak-anak muda, terutama di daerah-daerah yang sebenarnya gudangnya talenta,” ungkap Rasiyo, Selasa (22/04/2025).

Sebagai mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Jatim, Rasiyo mengaku prihatin melihat masih banyaknya potensi atlet di tingkat kabupaten/kota yang belum mendapat perhatian serius. Ia menyebutkan bahwa infrastruktur yang belum memadai, minimnya kompetisi, serta kurangnya pelatih profesional menjadi hambatan utama.

“Banyak anak-anak punya semangat dan bakat, tapi tidak semua punya akses ke pelatihan yang baik. Padahal mereka sangat potensial jika dibina dengan benar. Ini PR besar untuk kita semua, terutama KONI dan pemerintah daerah,” tegasnya.

Politisi Partai Demokrat tersebut juga menyoroti peran klub-klub besar seperti LavAni yang bisa dijadikan contoh dalam membangun fondasi pembinaan atlet muda. Menurutnya, LavAni tidak hanya berorientasi pada prestasi jangka pendek, tetapi juga fokus pada pembangunan karakter dan kompetensi jangka panjang para pemain.

“Saya salut pada LavAni, bukan hanya karena prestasinya, tapi karena punya sistem pembinaan yang jelas. Ada pembibitan, pelatihan, bahkan pendampingan psikologis. Ini yang harus direplikasi oleh klub-klub lokal,” tambahnya.

Rasiyo menyebut, sudah saatnya olahraga di Jawa Timur dikelola dengan pendekatan jangka panjang. Tak cukup hanya hadir saat pertandingan atau kejuaraan, tapi perlu pendampingan sejak dari sekolah dasar hingga ke tingkat profesional.

“Olahraga tidak boleh lagi dikelola secara sporadis. Harus ada kurikulum pembinaan, pelatihan rutin, dan kompetisi yang berjenjang. Kita harus menciptakan ekosistem, bukan sekadar mencari pemenang lomba,” ujarnya.

Untuk itu, Rasiyo pun menekankan pentingnya kolaborasi antar pihak, mulai dari Dinas Pendidikan, Dinas Pemuda dan Olahraga, KONI, hingga sektor swasta untuk membangun infrastruktur latihan yang layak dan mudah diakses oleh generasi muda.

“Kalau fasilitasnya memadai, semangat mereka pasti naik. Tapi kalau lapangan rusak, alat tidak ada, dan pelatihnya tidak kompeten, bagaimana mau berkembang? Harus ada campur tangan negara di sini,” pungkasnya.

Reporter: Pradhita/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.