
KOLOM (Lentera) -Saya KO atau Knockout di ronde ke 2, dari enam ronde yang dijadwalkan. Ini betul-betul KO. Sampai masuk rumah sakit. Selama lima hari.
Makan dan minum pun tidak bisa. Harus menggunakan sonde. Yaitu memasukan selang lewat hidung kananku.
Lewat sonde itu pula susu dimasukkan ke perut. Untuk menyambung hidup. Selama berada di rumah sakit.
Akibatnya, berat badan turun drastis:10 kg. Kata orang, tinggal tulang belulang.
Itulah perjalanan kemo yang tengah saya jalani. Di Graha Amerta, Surabaya.
Kenapa langsung KO di ronde awal? Ini ada ceritanya.
Ketika ronde pertama. Fisik kelihatan prima. Usai kemo, reaksinya hanya mengalami mual-mual.
Ronde ke dua. Dokter tanya. "Bagaimana reakisinya ?" Saya bilang, hanya mual. Saya masih bisa jalan sekitar 3 km, tiap pagi. Masih bisa nyetir sendiri.
Dengar pengakuan saya. Dokter ikut senang. Lantas memberikan obat dosisi tinggi. Dengan harapan, tumor yang ada di usus besar saya bisa segera tertanggulangi.
Ternyata, usia tidak bisa dibohongi. "Lihat kondisi Bapak yang prima, saya pikir bisa diberikan obat dosis tinggi. Ternyata usia tidak bisa dibohongi," kata dokter yang merawat saya.
Sekarang, saya dalam proses pemulihan. Agar bisa melanjutkan pertandingan yang cukup seru itu.
Dokter anjurkan agar fisik bisa prima kembali. Paling tidak, 75 persen dari sebelumnya. Baru bisa dilanjutkan.
Saya dianjurkan makan-makanan yang bergizi. Susu, buah, ikan, harus diperbanyak. Semoga minggu depan, bisa lanjutkan ke ronde tiga.
Hari ini, Kamis malam (24/4/2025) saya sudah bisa jalan 3 ribu langkah. Lumayan!
Penulis: M. Nasaruddin Ismail, wartawan senior tinggal di Surabaya|Editor: Arifin BH