
SURABAYA (Lentera) – DPRD Jawa Timur mengajak para perempuan di seluruh daerah untuk menjadi garda terdepan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Erma Susanti, mencontohkan permasalahan sampah di Kota Blitar sudah pada tahap kritis, dengan produksi harian yang mencapai 100 ton. Jika tidak ditangani secara serius dari sumbernya, kata dia, sampah akan menjadi ancaman besar bagi kesehatan dan kelestarian lingkungan.
“Perempuan memiliki peran penting karena mereka adalah pendidik pertama dalam keluarga. Dari rumah, budaya memilah sampah dan mengurangi plastik bisa mulai dibangun,” ungkap Erma Susanti, Senin (28/04/2025).
Legislator yang juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur ini mendorong para ibu rumah tangga untuk membudayakan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga mengajak masyarakat untuk membawa tas belanja sendiri dan memilah sampah organik serta anorganik sebelum dibuang.
Menurut Erma, langkah sederhana yang dilakukan secara kolektif bisa menekan volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hingga 50 persen. "Kalau dari rumah sudah sadar, kota ini akan jauh lebih bersih dan sehat. Ini bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga soal kelangsungan hidup kita," tegasnya.
Selain pengelolaan sampah domestik, Erma juga menyoroti kebutuhan akan sistem instalasi pengolahan limbah terpadu, mengingat keterbatasan pengelolaan limbah skala kecil di tingkat RT.
Untuk itu, Erma berharap lahir komunitas-komunitas perempuan peduli lingkungan yang mampu menjadi motor perubahan dari tingkat kelurahan hingga kecamatan. “Kalau kita tidak mulai sekarang, kapan lagi? Kalau bukan perempuan yang menggerakkan, siapa lagi?” serunya. (*)
Reporter: Pradhita
Editor : Lutfiyu Handi