03 May 2025

Get In Touch

Pekerja Indonesia: 'Banting Tulang' Tak Selalu Berujung Sejahtera (Koran Jumat, 2 Mei 2025)

Bank Dunia Sebut 60% Warga RI Miskin, BPS Jelaskan Standarnya Tak Tepat

JUMLAH penduduk miskin di Indonesia pada 2024 diperkirakan menjadi salah satu yang terbesar di antara negara-negara ASEAN. Penciptaan lapangan kerja berkualitas dinilai masih tertinggal, dengan laju pertumbuhan upah yang stagnan.Bank Dunia mengungkapkan bahwa lebih dari separuh penduduk Indonesia masih tergolong miskin jika dihitung menggunakan standar negara berpendapatan menengah ke atas. Dalam laporan Macro Poverty Outlook edisi April 2025, Bank Dunia mencatat bahwa 60,3 persen penduduk Indonesia pada 2024 hidup dengan pengeluaran kurang dari 6,85 dollar AS per kapita per hari dalam Purchasing Power Parity (PPP) 2017 (sekitar Rp 41,052 dengan asumsi Rp 5.993,03 per dollar AS). Artinya dari total 285,1 juta, sekitar 171,9 juta penduduk Indonesia masih berkategori miskin berdasarkan standar ini. Tingkat pengangguran turun menjadi 4,8 persen, lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi. Namun, angka underemployment (pengangguran parsial) justru meningkat menjadi 8,5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa banyak pekerja yang belum mendapatkan pekerjaan penuh waktu atau yang sesuai dengan keterampilan mereka. Badan Pusat Statistik (BPS) meminta laporan tersebut bisa dipahami lebih bijak. Dikatakan, standar kemiskinan yang digunakan Bank Dunia dalam laporan tersebut bukan standar yang tepat. Sehingga data itu tidak wajib digunakan, melainkan hanya sebagai referensi. Dalam catatan BPS, ada 24,06 juta orang miskin di Indonesia per September 2024, atau 8,57 persen terhadap total populasi Indonesia. BACA BERITA LENGKAP, KLIK DISINI https://lenteratoday.com/upload/Epaper/02052025.pdf

Share:
img
Author

Neiska

Lentera Today.
Lentera Today.