
SUD KIVU (Lentera)- Beberapa negara di Benua Afrika di landa banjir besar. Du kota Somalia, Mogadishu ratusan rumah tersapu. Kondisi serupa dialami Republik Demokratik Kongo.
Banjir besar melanda sebuah desa pada malam hari menewaskan lebih dari 100 orang di desa Kasaba, Provinsi Sud Kivu pada malam Kamis (8/5/2025) dan Jumat (9/5/2025), kata Bernard Akili, seorang pejabat daerah, dilansir AFP, Minggu (11/5/2025).
Hujan deras menyebabkan sungai Kasaba meluap sepanjang malam, dengan derasnya air membawa semua yang ada di jalurnya, batu-batu besar, pohon-pohon besar, dan lumpur, sebelum meluluhlantakkan rumah-rumah di tepi danau.
"Korban yang meninggal sebagian besar adalah anak-anak dan orang tua," katanya, seraya menambahkan bahwa 28 orang terluka dan sekitar 150 rumah hancur.
Sammy Kalonji, administrator daerah, mengatakan bahwa banjir tersebut menewaskan sedikitnya 104 orang dan menyebabkan kerusakan material yang sangat besar.
Penduduk setempat lainnya mengatakan kepada AFP bahwa sekitar 119 mayat telah ditemukan hingga hari Sabtu.
Desa yang terletak di danau Tanganyika dan hanya dapat diakses melalui danau tersebut, tidak memiliki layanan internet, kata seorang pekerja kemanusiaan setempat kepada AFP.
Bencana alam seperti itu sering terjadi di Kongo, khususnya di tepi danau-danau besar di bagian timur negara tersebut, dengan bukit-bukit di sekitarnya yang telah melemah akibat penggundulan hutan.
Pada tahun 2023, banjir menewaskan 400 orang di beberapa komunitas yang terletak di tepi Danau Kivu, di provinsi Kivu Selatan.
7 Meninggal di Mogadishu
Banjir dahsyat juga melanda ibu Kota Somalia, Mogadishu. Hujan deras yang dimulai pada Jumat (9/5/2025) malam dan berlangsung sekitar 10 jam memicu banjir.
Setidaknya tujuh orang tewas dalam musibah ini.
"Tujuh orang tewas, dua di antaranya perempuan," kata Salah Omar Hassan, juru bicara pemerintah daerah Banadir, dikutip dari AFP, Minggu (11/5/2025).
Hassan menambahkan, "Banjir juga menyapu rumah-rumah 200 keluarga dan menghancurkan enam jalan aspal utama, yang sangat penting untuk pergerakan transportasi dan orang-orang di ibu kota Mogadishu."
Abdullahi Ali, seorang ayah berusia 35 tahun, mengatakan kepada AFP bahwa dua anak tewas di lingkungannya sambil berkata, "Saya belum pernah melihat hujan deras seperti ini di Mogadishu."
"Hujan terus turun selama lebih dari sepuluh jam dan di lingkungan saya, beberapa rumah hancur," kata Ali.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber