15 May 2025

Get In Touch

Waspada Zat Pemicu Kanker Pada Skincare!

Ilustrasi (foto: Getty images/Arisala_Tongdonnoi)
Ilustrasi (foto: Getty images/Arisala_Tongdonnoi)

SURABAYA (Lentera) – Setiap pagi, jutaan perempuan memulai hari dengan menggunakan rangkaian skincare lalu menambahkan sentuhan make up untuk menyempurnakan penampilan. Namun, siapa sangka di balik rutinitas yang tampak menyehatkan dan menyenangkan itu, tersembunyi ancaman serius bagi kesehatan?

Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam Environmental Science & Technology Letters membunyikan alarm bahaya. Studi ini melibatkan 64 perempuan kulit hitam dan Latina di Amerika Serikat kelompok yang diketahui kerap menjadi target pemasaran berbagai produk kecantikan. Hasilnya cukup mengejutkan, sebanyak 53% dari mereka mengaku rutin menggunakan produk mengandung formaldehida, zat kimia dikenal sebagai bahan pengawet, namun juga dikategorikan sebagai karsinogen atau pemicu kanker.

Robin Dodson, peneliti utama sekaligus Direktur Riset di Silent Spring Institute, menyatakan keprihatinannya. “Sangat mengkhawatirkan bahwa kita dengan sengaja memasukkan bahan kimia yang bisa melepaskan karsinogen ke dalam produk yang kita gunakan setiap hari,” ujarnya, dikutip pada Selasa, (13/5/2025).

Formaldehida bukan satu-satunya senyawa yang perlu diwaspadai. Dalam dunia kosmetik dan skincare, ada banyak bahan kimia lain yang telah lama menjadi sorotan karena potensi dampaknya terhadap kesehatan, seperti:

Paraben
Biasa digunakan sebagai pengawet dalam produk pelembap dan make up. Paraben dapat meniru hormon estrogen dalam tubuh, yang berpotensi memicu pertumbuhan sel kanker payudara.

Phthalates
Sering ditemukan dalam produk beraroma seperti lotion dan parfum. Zat ini diduga dapat mengganggu sistem hormon dan berdampak pada kesuburan.

Triclosan
Digunakan sebagai antibakteri dalam sabun wajah dan pasta gigi. Konsumsi jangka panjang dapat memicu resistansi antibiotik dan mengganggu fungsi tiroid.

Sodium Lauryl Sulfate (SLS)
Umumnya terdapat dalam sabun pembersih wajah dan shampo. Meski efektif menghasilkan busa, SLS dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata.

Oxybenzone
Bahan aktif pada banyak produk tabir surya. Studi menunjukkan zat ini bisa merusak sistem hormon dan berpotensi menimbulkan reaksi alergi.

Di Indonesia sendiri, tren penggunaan skincare terus meningkat, terutama di kalangan remaja dan perempuan muda. Media sosial dan influencer kecantikan mendorong pemakaian berbagai jenis produk dalam satu rangkaian rutinitas, dari pagi hingga malam. Padahal, semakin banyak produk yang digunakan, semakin besar pula kemungkinan terpapar zat kimia berbahaya.

Sebagai konsumen, kita dituntut untuk lebih kritis dan cermat. Membaca label komposisi, mencari informasi dari sumber terpercaya, hingga memilih produk yang telah tersertifikasi aman oleh BPOM menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan kulit dan tubuh secara keseluruhan.

“Kulit adalah organ terbesar kita. Apa yang kita oleskan padanya dapat masuk ke dalam tubuh. Maka penting untuk memperhatikan apa yang kita gunakan setiap hari,” tambah Dodson.

Kesadaran akan pentingnya keamanan produk kecantikan kini mulai tumbuh. Banyak brand lokal dan internasional mulai menawarkan rangkaian skincare clean beauty produk dengan bahan alami, minim bahan kimia sintetis, dan ramah lingkungan. Meskipun harganya cenderung lebih tinggi, namun bagi sebagian orang, kesehatan jangka panjang jauh lebih berharga.

Penulis: Novi-Mg3/Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.