23 May 2025

Get In Touch

Indonesia Jadi Lokasi Uji Klinis Vaksin TBC Tahap 3, Pakar Unair Jamin Keamanan

Pakar Imunologi dan Virologi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair), Prof Dr Fedik Abdul Rantam drh
Pakar Imunologi dan Virologi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair), Prof Dr Fedik Abdul Rantam drh

SURABAYA (Lentera)– Jagat maya kembali ramai membahas rencana uji coba vaksin Tuberkulosis (TBC) yang akan dilakukan di Indonesia. Vaksin besutan perusahaan asal Amerika Serikat dengan pendanaan dari salah satu tokoh dunia, Bill Gates, dijadwalkan memasuki uji klinis tahap ketiga di Tanah Air.

Indonesia dipilih sebagai lokasi uji coba karena tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus TBC tertinggi kedua di dunia. Meski begitu, kekhawatiran masyarakat terhadap keamanan vaksin masih muncul.

Menanggapi hal tersebut, Pakar Imunologi dan Virologi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair), Prof Dr Fedik Abdul Rantam drh, memastikan vaksin yang akan diuji coba ini tergolong aman.

Menurut Prof Fedik, vaksin tersebut merupakan vaksin sub unit, yakni vaksin yang dibuat dari protein tertentu dari dua jenis bakteri penyebab TBC, yaitu Mycobacterium tuberculosis. Vaksin ini mengandung antigen MTB32A dan MTB39A yang dikombinasikan dengan adjuvant bernama AS01E.

“AS01E merupakan adjuvant yang berasal dari ekstrak lemak dan tanaman Quillaja saponaria asal Chile, yang berfungsi memperkuat respon imun tubuh,” jelas Prof Fedik, Rabu (21/5/2025).

Karena hanya menggunakan protein spesifik dan bukan bakteri utuh, vaksin sub unit ini dinilai lebih aman dan memiliki efek samping yang minimal.

Prof Fedik menegaskan vaksin tersebut telah melalui dua tahap uji klinis dan terbukti relatif aman. Uji klinis tahap ketiga ini penting untuk menilai efektivitas dan reaksi vaksin lebih lanjut, terutama pada individu yang belum terinfeksi TBC.

“Efek samping yang ringan seperti pusing, mual, atau muntah masih tergolong wajar dan bisa diterima. Namun jika ada kejadian luar biasa seperti kematian atau gangguan kesehatan serius, uji coba tentu harus dihentikan,” tegasnya.

Uji klinis ini diharapkan dapat mempercepat penanggulangan TBC secara global, sekaligus menjawab kebutuhan vaksin yang lebih efektif dan aman. (*)

Reporter: Amanah

Editor : Lutfiyu Handi 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.