
SURABAYA (Lentera) – Sarang tawon angkut-angkut (Eumenes coarctatus), yang selama ini kerap dianggap sebagai gangguan karena keberadaannya di dinding rumah atau sudut-sudut tersembunyi, ternyata menyimpan potensi besar dalam dunia medis.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Ivone Wulandari Budiharto, S.Si., M.Si., peneliti dari IPB University, mengungkap bahwa sarang tawon ini memiliki peluang dimanfaatkan sebagai bahan penyembuh luka berkat kandungan antimikrobanya.
Penelitian tersebut tidak muncul begitu saja. Ivone mengaku terinspirasi dari kearifan lokal masyarakat Jawa yang telah lama memanfaatkan sarang tawon angkut-angkut untuk mengobati luka, terutama luka bekas khitan.
Biasanya, masyarakat mencairkan sarang berbentuk gumpalan tanah dengan sedikit air, lalu mengoleskannya pada luka. Dalam waktu 7 hingga 13 hari, luka akan mengering tanpa menimbulkan nanah. Fenomena ini mendorong Ivone dan timnya untuk meneliti lebih lanjut kandungan dalam sarang tawon tersebut secara ilmiah.
Serangkaian uji laboratorium dilakukan menggunakan mencit (tikus percobaan), dilukai secara sayat. Hasilnya menunjukkan bahwa luka pada mencit yang diberi olesan sarang tawon mengalami penutupan lebih cepat dibandingkan kelompok kontrol. Temuan ini memperkuat dugaan bahwa sarang tawon angkut-angkut memang mengandung senyawa antimikroba yang mampu mempercepat proses penyembuhan luka.
“Harapan ke depannya, sarang tawon ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan gel antiseptik untuk luka sayat dan luka bakar,” ujarnya.
Meski hasil awal cukup menjanjikan, Ivone menekankan pentingnya penelitian lanjutan. Ia menyebut bahwa perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut terhadap senyawa bioaktif dalam sarang tawon, termasuk kemungkinan adanya mikroba simbion dari tawon itu sendiri yang berperan dalam memberikan efek penyembuhan.
Selain itu, pengujian terhadap berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri dan jamur juga perlu dilakukan untuk memahami cakupan antimikroba dari bahan alami ini. Tak kalah penting, aspek keamanan juga harus diuji secara menyeluruh jika sarang tawon ini nantinya digunakan secara luas sebagai produk kesehatan.
Tawon angkut-angkut sendiri merupakan jenis tawon soliter yang tidak hidup dalam koloni besar dan umumnya tidak agresif. Aktivitas utamanya adalah membangun sarang dari campuran tanah dan air liur untuk menyimpan telur serta cadangan makanan bagi larva. Meskipun tidak berbahaya seperti tawon sosial, tawon ini tetap bisa menyengat jika terganggu, dan sengatannya bisa menimbulkan rasa nyeri serta bengkak.
Penemuan ini membuka harapan baru bagi pemanfaatan sumber daya alam lokal yang selama ini terabaikan. Jika diteliti lebih lanjut dan dikembangkan dengan tepat, sarang tawon angkut-angkut bisa menjadi alternatif bahan antiseptik alami yang aman dan efektif dalam mendukung proses penyembuhan luka.
Penulis: Novi-Mg3/Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber