24 May 2025

Get In Touch

Cek 6 Jenis Minyak Ini dan Bahayanya

Ilustrasi minyak (Foto: Mitra Bukalapak)
Ilustrasi minyak (Foto: Mitra Bukalapak)

SURABAYA – Minyak goreng merupakan bahan dapur yang tidak bisa lepas dari kegiatan memasak sehari-hari. Dari menumis sayuran hingga menggoreng lauk, minyak berperan penting dalam memberikan cita rasa gurih dan tekstur renyah pada makanan. Namun di balik kelezatan tersebut, ternyata ada bahaya tersembunyi yang perlu diwaspadai.

Beberapa jenis minyak yang sering dianggap sehat, justru menyimpan potensi risiko bagi kesehatan, khususnya bila digunakan terus-menerus dalam jangka panjang atau dalam proses pemanasan berulang.

Berikut adalah enam jenis minyak yang perlu mendapat perhatian lebih saat digunakan dalam masakan sehari-hari:

Minyak Kelapa
Minyak kelapa memang populer di kalangan pelaku diet keto karena kandungan MCT-nya yang dipercaya meningkatkan metabolisme. Namun, dengan lebih dari 80% lemak jenuh, minyak ini dapat meningkatkan kolesterol jahat (LDL) dan risiko penyakit jantung. Penggunaannya sebaiknya dibatasi, terutama bagi penderita kolesterol tinggi.

Minyak Jagung
Minyak jagung murah dan stabil di suhu tinggi, tapi tinggi omega-6. Tanpa keseimbangan dengan omega-3, konsumsi berlebih dapat memicu peradangan kronis dalam tubuh, yang menjadi akar dari berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, artritis, hingga kanker. Para ahli gizi menyarankan untuk membatasi penggunaan minyak jagung dan lebih memperbanyak sumber omega-3 seperti ikan laut, chia seed, atau flaxseed.

Minyak Kanola
Minyak kanola dikenal sehat karena tinggi lemak tak jenuh, namun sebagian besar diproses secara intensif dan berasal dari rekayasa genetik. Proses ini bisa menghasilkan trans-fat dalam jumlah kecil yang berisiko bagi kesehatan, terutama jika digunakan untuk menggoreng berulang kali.

Minyak Sawit
Minyak sawit populer karena murah dan tahan panas, namun tinggi lemak jenuh. Pemakaian berulang saat menggoreng bisa menghasilkan senyawa berbahaya seperti aldehida dan akrolein. Studi juga menunjukkan bahwa minyak sawit yang dipanaskan berulang bisa mempercepat proses oksidasi lemak, meningkatkan radikal bebas dalam tubuh, dan berisiko terhadap kerusakan pembuluh darah. Penggunaan minyak sawit sebaiknya dibatasi dan tidak digunakan berulang kali untuk menggoreng.

Minyak Biji Bunga Matahari
Minyak bunga matahari kaya vitamin E dan ringan rasanya, namun tinggi omega-6. Tanpa keseimbangan omega-3, bisa memicu ketidakseimbangan lemak dan peradangan. Beberapa penelitian bahkan menyebut bahwa minyak bunga matahari yang dipanaskan pada suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa berbahaya yang berkontribusi pada stres oksidatif, salah satu pemicu penuaan dini dan penyakit kronis.

Minyak Kedelai
Minyak kedelai banyak digunakan dalam makanan olahan, namun sering melalui proses hidrogenasi yang bisa menghasilkan lemak trans. Selain itu, beberapa studi awal menyebutkan bahwa konsumsi tinggi minyak kedelai dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan bahkan kesehatan otak. Meski temuan ini masih perlu penelitian lanjutan, konsumen tetap diimbau untuk tidak berlebihan mengonsumsinya.

Tak ada jenis minyak yang benar-benar "buruk" jika digunakan dengan bijak. Yang terpenting adalah mengenali karakteristik masing-masing, mengurangi frekuensi menggoreng, serta mengimbangi pola makan dengan asupan sayur, buah, dan makanan tinggi serat. Ingat, makanan sehat bukan hanya soal bahan makanan, tapi juga cara mengolah dan seberapa sering dikonsumsi.

Penulis: Dinda-Mg1/Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.