25 May 2025

Get In Touch

Cegah Kriminalitas, Pemkot Surabaya Akan Kuatkan Kampung Tangguh

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya, M Fikser.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya, M Fikser.

SURABAYA (Lentera) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali berupaya melakukan penguatan “Kampung Tangguh” yang terbukti efektif saat pandemi Covid-19 untuk pencegahan tindak kriminalitas, khususnya pencurian kendaraan bermotor (curanmor), yang marak terjadi belakangan ini.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya, M Fikser, menyebut Pemkot saat ini tengah menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) bagi pos kamling, bekerja sama dengan kepolisian dan TNI untuk Kampung Tangguh. “Kita terapkan kembali prinsip Kampung Tangguh yang dulu mampu mengatasi berbagai persoalan di kampung secara mandiri,” sebutnya Sabtu (24/5/2025).

Fikser mengatakan bahwa Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, juga telah menginstruksikan penguatan Kampung Tangguh secara bertahap, dimulai dari 500 RW sebagai pilot project. Dari total sekitar 1.300 RW di Surabaya, skema bertahap ini diharapkan memudahkan pengawasan dan evaluasi.

Selain itu, untuk wilayah yang sudah membentuk klaster keamanan mandiri, Pemkot akan mendorong pengembangan program Kampung Madani, sebuah pendekatan yang tidak hanya berfokus pada keamanan, tetapi juga pada pengelolaan lingkungan dan penguatan solidaritas sosial.

“Kami tidak hanya mengimbau, tapi juga melakukan monitoring dan evaluasi berkelanjutan,” tegas Fikser.

Salah satu langkahnya adalah dengan mengaktifkan dan menggencarkan kembali Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) di tingkat Rukun Warga (RW). “Kesadaran warga mulai tumbuh karena kejadian yang berulang. Kini banyak kampung yang aktif menerapkan kembali Siskamling dan masyarakat ikut menjaga lingkungannya,” kata Fikser, .

Meski demikian, ia mengakui adanya keterbatasan sumber daya menjadi tantangan utama. Untuk itu, Pemkot Surabaya memperkuat sistem komunikasi darurat melalui Command Center 112 yang terintegrasi langsung dengan nomor kepolisian 110.

“Dengan sistem ini, saat terjadi kejadian, masyarakat bisa segera menghubungi petugas, dan aparat keamanan dapat bergerak cepat ke lokasi,” ujarnya.

Sementara itu, Camat Pabean Cantian, Muhammad Januar Rizal menuturkan wilayahnya termasuk yang cukup rawan curanmor. Tercatat ada 34 kasus sepanjang 2024 dan 18 kasus selama Januari–Mei 2025.

“Untuk pencegahan, kami rutin berkoordinasi dengan tiga pilar—Kapolsek, Danramil, dan perangkat RT/RW. Kini warga aktif menjaga kampung setiap malam,” jelas Rizal.

Ia juga menyoroti pentingnya program wajib lapor tamu 1x24 jam dan pemasangan CCTV di titik rawan. “CCTV bukan hanya dokumentasi setelah kejadian, tapi juga alat deteksi dini. Warga bisa memantau gerak-gerik mencurigakan dari balai RW,” ucapnya. 

Terkait pemasangan portal di pintu masuk kampung, Rizal menegaskan bahwa hal itu harus melalui musyawarah warga dan memperhatikan aspek darurat seperti akses kendaraan pemadam kebakaran. “Tujuannya untuk keamanan, tapi tetap harus menjaga kenyamanan mobilitas warga,” imbuhnya.

Menurut Rizal, keberhasilan dalam mencegah curanmor tidak lepas dari komitmen bersama. “Kuncinya adalah sinergi antara warga, RT/RW, lurah, camat, serta tiga pilar keamanan. Partisipasi aktif masyarakat sangat menentukan,” pungkasnya. (*)

Reporter: Amanah
Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.