
SURABAYA (Lentera) - Hari Raya Idul Adha merupakan salah satu perayaan penting yang paling dinantikan oleh umat Islam di berbagai penjuru dunia. Selain sebagai ajang untuk memperkuat hubungan silaturahmi, hari besar ini juga dikenal dengan tradisi penyembelihan hewan kurban dan pembagian daging kepada mereka yang membutuhkan.
Salah satu hidangan yang paling dinikmati saat Idul Adha adalah olahan daging kambing. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang khas membuat daging kambing menjadi primadona dalam berbagai masakan, mulai dari sate, gulai, hingga tongseng.
Namun di balik kelezatannya, konsumsi daging kambing secara berlebihan bisa membawa risiko kesehatan yang sering kali luput dari perhatian. Tingginya kandungan lemak jenuh dan kolesterol dalam daging kambing dapat memicu berbagai masalah kesehatan, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar tanpa diimbangi gaya hidup sehat.
Dikutip dari Antara, Minggu, (8/6/2025) berikut sederet risiko yang bisa muncul akibat makan daging kambing terlalu banyak:
Kadar Kolesterol Meningkat
Daging kambing mengandung lemak jenuh dalam jumlah yang cukup tinggi. Jika dikonsumsi secara berlebihan, lemak jenuh ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, yang merupakan salah satu faktor utama penyebab berbagai gangguan kesehatan.
Peningkatan LDL dalam tubuh dapat memicu penumpukan plak di dinding pembuluh darah. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menyumbat aliran darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner maupun stroke. Karena itu, penting untuk membatasi konsumsi daging kambing dan menyeimbangkannya dengan pola makan sehat.
Risiko Hipertensi
Kandungan lemak jenuh dalam daging kambing tidak hanya berdampak pada kadar kolesterol, tetapi juga dapat memengaruhi elastisitas pembuluh darah. Lemak jenuh yang menumpuk dalam tubuh bisa menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku dan kurang fleksibel.
Kondisi ini membuat aliran darah menjadi kurang lancar, yang pada akhirnya dapat memicu kenaikan tekanan darah atau hipertensi. Jika tidak dikendalikan, tekanan darah tinggi dapat meningkatkan risiko komplikasi serius seperti penyakit jantung dan stroke. Oleh karena itu, konsumsi daging kambing sebaiknya dibatasi dan diimbangi dengan pola hidup sehat.
Gangguan Pencernaan
Daging kambing merupakan sumber protein dan lemak yang tinggi, namun kandungan serat di dalamnya sangat rendah. Hal ini membuatnya kurang ideal jika dikonsumsi dalam jumlah besar tanpa diimbangi dengan makanan berserat seperti sayuran, buah, atau biji-bijian.
Kurangnya asupan serat dapat mengganggu kerja sistem pencernaan. Akibatnya, konsumsi daging kambing yang berlebihan bisa menyebabkan keluhan seperti sembelit, perut kembung, atau rasa tidak nyaman di perut. Untuk menjaga pencernaan tetap lancar, penting untuk menambahkan serat dalam setiap menu yang mengandung daging.
Peningkatan Berat Badan
Karena kandungan kalori dan lemaknya yang cukup tinggi, konsumsi daging kambing secara berlebihan dapat berkontribusi pada peningkatan asupan kalori harian. Jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup, hal ini bisa menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh dan berujung pada kenaikan berat badan.
Kelebihan berat badan atau obesitas bukan hanya persoalan penampilan, tetapi juga dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis. Di antaranya adalah diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Oleh karena itu, penting untuk mengontrol porsi makan dan menjaga keseimbangan gizi agar tubuh tetap sehat.
Risiko Penyakit Kardiovaskular Lainnya
Selain penyakit jantung dan stroke, konsumsi daging kambing berlebihan juga berpotensi meningkatkan risiko aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di arteri yang menghambat aliran darah.
Peningkatan Risiko Kanker
Beberapa studi mengaitkan konsumsi daging merah, termasuk kambing, dalam jumlah besar dengan risiko kanker tertentu, terutama kanker usus besar. Hal ini diduga terkait dengan senyawa karsinogenik yang terbentuk saat memasak daging pada suhu tinggi.
Gangguan Fungsi Ginjal
Kandungan protein tinggi dalam daging kambing memberi beban tambahan pada ginjal, terutama bagi mereka yang sudah memiliki masalah ginjal. Konsumsi berlebihan dapat memperparah gangguan fungsi ginjal.
Anjuran Konsumsi Daging Kambing yang Bijak
Dokter gizi, Luciana Sutanto, menyarankan takaran yang tepat saat menikmati daging kambing, seperti pada momen Idul Adha adalah antara 50 hingga 150 gram per porsi setiap kali makan. Dengan memperhatikan porsi ini, risiko terkena kolesterol dapat diminimalkan.
“Konsumsi daging kambing sekali makan tanpa lauk lain, hanya dianjurkan 50 sampai 150 gram, tergantung tinggi dan berat badan,” kata Luciana yang dikutip dari Antara, Minggu, (8/6/2025).
Dokter yang berpraktik di RS Mitra Keluarga Kemayoran itu mengonfirmasi bahwa mengonsumsi daging kambing dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi dan tekanan darah naik.
Ia pun menyampaikan, daging kambing bisa diolah menjadi berbagai hidangan sesuai selera, asalkan porsinya tetap dibatasi agar tidak memicu masalah kesehatan tersebut. Untuk menjaga tubuh tetap sehat setelah menikmati hidangan Idul Raya, masyarakat disarankan untuk tetap mengonsumsi lauk yang dipadukan dengan sumber karbohidrat seperti nasi atau kentang.
Selain itu, penting juga untuk mengonsumsi sayur dan buah-buahan yang kaya mineral, seperti bayam, semangka, dan jeruk, guna mendukung kesehatan secara menyeluruh.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber