14 June 2025

Get In Touch

Keluarga Pasien Keluhkan Layanan RS di Madiun, Bayi Kuning Dipulangkan Berdasar Pemeriksaan Bidan

RS Santa Clara Madiun
RS Santa Clara Madiun

MADIUN (Lentera) – Keluarga pasien yang baru melahirkan mengeluhkan layanan medis Rumah Sakit Santa Clara Madiun.

Mereka menyoroti prosedur pemulangan pasien tanpa pemeriksaan langsung dari dokter spesialis anak, serta minimnya respons etis dari pihak rumah sakit ketika bayi mereka, RAS, mengalami gejala kuning dua hari setelah dipulangkan.

RAS, bayi perempuan lahir awal Mei 2025 dipulangkan dari ruang perawatan hanya berdasarkan pemeriksaan bidan dan persetujuan dokter via aplikasi WhatsApp, tanpa ada pemeriksaan fisik langsung.

 “Dokter tidak pernah datang memeriksa langsung. Pemulangan hanya berdasarkan komunikasi via WA. Ini sangat mengecewakan,” ujar Reno B.S., ayah dari bayi RAS, Jumat (13/6/2025).

Dua hari pasca pemulangan, keluarga mendapati gejala kuning pada tubuh bayi. Saat kembali ke RS Santa Clara untuk kontrol, dokter menyebut tidak ada tanda hiperbilirubinemia.

Namun karena masih khawatir, Reno membawa bayinya ke rumah sakit lain. Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar bilirubin tinggi dan kondisi kuning berkepanjangan.

“Selama di RS Santa Clara tidak pernah dilakukan pemeriksaan bilirubin. Saran kontrolnya pun terlalu lama, tanpa mitigasi risiko,” keluh Reno.

Ia mengaku kecewa dengan sistem pelayanan rumah sakit yang menurutnya tidak menunjukkan kehati-hatian dalam menangani pasien bayi. “Kami percaya pada sistem medis, tapi ternyata minim empati. Ini menyangkut nyawa bayi kami,” tambahnya.

Pihak keluarga telah menerima surat klarifikasi dari RS Santa Clara pada 12 Juni 2025. Namun menurut Reno, isi surat tersebut tidak menjawab inti masalah.

“Suratnya hanya menjelaskan kronologi, terkesan formalitas. Tidak ada kata maaf, tidak ada empati. Kami seperti dianggap angka statistik,” ungkapnya.

Dikonfirmasi terpisah, staf sekretariat RS Santa Clara, Ferri Kristiawan, membenarkan bahwa surat klarifikasi sudah diberikan kepada keluarga.

“Permintaan klarifikasi sudah kami jawab tertulis. Sebelumnya juga sudah ada pertemuan dan berita acara,” jelasnya.

Ferri mengatakan bahwa dokter tidak menemukan indikasi risiko kuning pada pemeriksaan awal, sehingga tidak dilakukan tes bilirubin. Saran kontrol juga telah disampaikan kepada orang tua jika ditemukan gejala. Namun, ia menyebut waktu 27 hari antara kontrol pertama dan kunjungan ke rumah sakit lain berada di luar pantauan rumah sakit.

Saat ini, pihak rumah sakit menyatakan belum akan memberikan keterangan lanjutan dan menyerahkan tanggung jawab klarifikasi kepada direktur RS Santa Clara. Surat tanggapan lanjutan dari keluarga disebut telah diterima dan sedang dalam proses balasan resmi dari manajemen.

Reporter: Wiwiet Eko Prasetyo |Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.