17 June 2025

Get In Touch

Ilmuwan Jepang Bikin Plastik Larut di Laut dalam Hitungan Jam

Ilustrasi (ist)
Ilustrasi (ist)

JAKARTA (Lentera) - Peneliti di Jepang berhasil menciptakan jenis plastik baru yang dapat terurai dalam air laut dalam waktu hanya beberapa jam. Inovasi ini menjadi langkah maju yang signifikan di tengah meningkatnya kekhawatiran dunia terhadap pencemaran laut yang disebabkan oleh plastik yang sulit terurai.

Temuan ini menawarkan solusi potensial untuk mengatasi krisis lingkungan yang telah membahayakan ekosistem laut dan satwa liar. Dengan kemampuan larut cepat, plastik ramah lingkungan ini dapat membantu mengurangi akumulasi sampah plastik di lautan dan meminimalkan dampak negatifnya terhadap kehidupan laut.

Dikutip dari reuters, meskipun para ilmuwan telah lama bereksperimen dengan plastik yang dapat terurai secara hayati, para peneliti dari RIKEN Center for Emergent Matter Science dan Universitas Tokyo mengatakan bahwa material baru mereka terurai jauh lebih cepat dan tidak meninggalkan jejak residu. 

Di sebuah laboratorium di kota Wako, dekat Tokyo, tim peneliti mendemonstrasikan kemampuan luar biasa dari plastik yang mereka kembangkan. Mereka menunjukkan sepotong kecil plastik yang dimasukkan ke dalam wadah berisi air garam, kemudian diaduk selama sekitar satu jam.

Hasilnya, plastik tersebut benar-benar menghilang, larut sempurna dalam air laut buatan. Demonstrasi ini menjadi bukti nyata bahwa material baru tersebut memiliki potensi besar untuk mengurangi limbah plastik yang mencemari lautan.

Meskipun tim tersebut belum merinci rencana komersialisasi apa pun, pimpinan proyek Takuzo Aida mengatakan bahwa penelitian mereka telah menarik minat yang signifikan, termasuk dari mereka yang berkecimpung di sektor pengemasan. 

Aida menjelaskan bahwa material inovatif ini memiliki kekuatan yang setara dengan plastik berbasis minyak bumi, namun memiliki keunggulan karena dapat terurai saat terkena air garam. Ketika larut, material ini akan kembali menjadi komponen alaminya, berbeda dengan plastik konvensional yang bertahan lama di lingkungan.

Komponen yang dihasilkan dari pelarutan tersebut selanjutnya dapat diuraikan oleh bakteri yang secara alami terdapat di lingkungan laut. Proses ini membantu mencegah pembentukan mikroplastik, yang dikenal berbahaya bagi kehidupan laut dan berpotensi masuk ke dalam rantai makanan manusia.

Karena garam juga terdapat di tanah, sepotong plastik berukuran sekitar lima sentimeter (dua inci) akan hancur di darat setelah lebih dari 200 jam, tambahnya. 

Material ini dapat digunakan seperti plastik biasa saat dilapisi, dan tim tersebut memfokuskan penelitian mereka saat ini pada metode pelapisan terbaik, kata Aida. Plastik ini tidak beracun, tidak mudah terbakar, dan tidak mengeluarkan karbon dioksida, tambahnya. 

Para ilmuwan di seluruh dunia berlomba-lomba untuk mengembangkan solusi inovatif untuk krisis sampah plastik yang terus meningkat, sebuah upaya yang didukung oleh kampanye kesadaran seperti Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diadakan pada tanggal 5 Juni. 

Polusi plastik diperkirakan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2040, menurut prediksi Program Lingkungan PBB, yang menambahkan 23-37 juta metrik ton sampah ke lautan dunia setiap tahun. 

"Anak-anak tidak dapat memilih planet tempat mereka akan tinggal. Merupakan tugas kita sebagai ilmuwan untuk memastikan bahwa kita meninggalkan mereka dengan lingkungan terbaik," kata Aida. 

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber
 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.