
SURABAYA (Lentera)– Ketua DPD Partai Golkar Surabaya, Arif Fathoni, mendukung penuh rencana penambahan daerah pemilihan (dapil) di Kota Surabaya. Ini dampak dari naiknya jumlah kursi DPRD dari 50 menjadi 55 pada Pemilu 2031 mendatang.
Penambahan dapil dinilai penting untuk meningkatkan efektivitas pelayanan anggota dewan terhadap konstituen.“Karena jumlah penduduk kita sudah di atas tiga juta, maka logis jika kursi DPRD naik. Tapi agar keterwakilannya optimal, jumlah dapil juga seharusnya bertambah. Kalau tetap lima dapil, maka satu anggota DPRD bisa mewakili hingga sembilan kecamatan. Itu tidak efektif,” kata Fathoni ketika ditemui Lentera di ruangannya, Selasa (1/7/2025).
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya ini menyoroti adanya ketimpangan jumlah dapil antara Surabaya dan daerah lain seperti Sidoarjo.
“DPRD Sidoarjo saja punya enam dapil, padahal jumlah penduduknya di bawah Surabaya dan kecamatannya juga lebih sedikit. Sementara Surabaya hanya lima dapil, padahal kita punya 31 kecamatan dan 153 kelurahan,” ujarnya.
Menurutnya, struktur dapil yang terlalu besar menyulitkan anggota dewan dalam menjangkau dan melayani warga secara maksimal.
“Idealnya satu anggota DPRD mewakili maksimal empat kecamatan. Kalau tujuh atau sembilan, pasti ada yang terlewat pelayanannya,” tambahnya.
Fathoni mengungkapkan, Partai Golkar, telah sejak lama mengusulkan penambahan dapil. Ia berharap KPU Surabaya tidak lagi menolak usulan tersebut, terutama setelah ada dasar hukum berupa kenaikan kursi legislatif.
“Saya pikir kali ini KPU sudah tidak punya alasan lagi untuk menolak pemekaran dapil. Idealnya, jumlah dapil di Surabaya ditambah dari lima menjadi tujuh untuk mendukung pelayanan legislatif yang lebih efektif dan dekat dengan warga," ujarnya.
Ia juga menanggapi kekhawatiran bahwa penambahan dapil akan memperketat kompetisi antarcalon legislatif. Menurutnya, intensitas persaingan tetap tinggi di level mana pun.
“Mau lima dapil atau tujuh dapil, Pemilu tingkat kota itu tetap kompetitif. Pertarungannya bahkan sudah di level RT, bukan RW lagi,” pungkasnya.
Reporter: Amanah/Editor:Widyawati