09 July 2025

Get In Touch

Tarif AS Belum Final, Trump ke Prabowo: RI Bisa Bebas Asal Bangun Pabrik di AS

Presiden Prabowo Subianto menerima telepon dari Presiden AS Donald Trump sebagaimana diumumkan oleh Presiden Prabowo di Jakarta, Juni 2025 lalu.
Presiden Prabowo Subianto menerima telepon dari Presiden AS Donald Trump sebagaimana diumumkan oleh Presiden Prabowo di Jakarta, Juni 2025 lalu.

JAKARTA (Lentera)- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Indonesia bisa dibebaskan dari tarif impor sebesar 32 persen. Syaratnya, pemerintah dan perusahaan RI membangun pabrik di Negeri Paman Sam.

Pernyataan ini termaktub dalam surat yang dikirimkan Trump ke Prabowo dan diunggah di akun resmi media sosial Truth Social miliknya. 

Dalam kaitan itu, Trump berjanji Pemerintah AS akan melakukan segala kemungkinan untuk mendapatkan persetujuan dengan cepat dan profesional  — dengan kata lain, dalam hitungan pekan. 

"Seperti yang Anda ketahui, tidak akan ada tarif jika Indonesia, atau perusahaan-perusahaan di negara Anda, memutuskan untuk membangun atau memproduksi produk di Amerika Serikat," tulis Trump kepada Prabowo dalam suratnya, dikutip Selasa (8/7/2025). 

Dalam hal ini, Trump resmi mengumumkan tetap akan mengenakan tarif resiprokal sebesar 32% terhadap Indonesia yang dimulai pada 1 Agustus 2025. 

Dalam surat kepada Prabowo yang diunggah ke Truth Social, Trump meminta pemerintah Indonesia memaklumi keputusan AS, karena tarif 32% tersebut dianggap jauh lebih kecil dari yang dibutuhkan untuk menghilangkan kesenjangan defisit perdagangan yang dimiliki dengan Indonesia. 

"Mulai 1 Agustus 2025, kami akan mengenakan tarif sebesar 32% kepada Indonesia atas semua produk Indonesia yang dikirim ke AS, terpisah dari semua tarif sektoral. Barang yang dikirim ulang [transshipped] untuk menghindari tarif yang lebih tinggi akan dikenakan tarif yang lebih tinggi," tulis Trump. 

Trump mengatakan, jika karena alasan apa pun Indonesia memutuskan untuk menaikkan tarif terhadap AS, maka, berapa pun angka yang dipilih untuk menaikkannya, akan ditambahkan ke 32% yang dikenakan AS kepada Indonesia. 

"Harap dipahami bahwa tarif ini diperlukan untuk mengoreksi kebijakan tarif dan nontarif serta hambatan perdagangan Indonesia selama bertahun-tahun, yang menyebabkan defisit perdagangan yang tidak berkelanjutan terhadap AS. Defisit ini merupakan ancaman besar bagi perekonomian kita dan, tentu saja, keamanan nasional kita," ujarnya.

Ancam Tambahan 10% untuk BRICS

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan memberikan tarif tambahan 10% ke negara-negara yang berpihak pada kebijakan anti-Amerika dari BRICS. Namun, Trump tak menjelaskan secara rinci kebijakan BRICS apa yang dimaksud.

Semua ini bermula saat pertemuan anggota BRICS berlangsung di Rio de Janeiro, Brasil. Para pemimpin blok itu mengkritik kebijakan tarif Trump yang luas dalam sebuah pernyataan bersama tertanggal 6 Juli.

Mereka memperingatkan langkah-langkah proteksionis sepihak yang tidak berdasar, termasuk kenaikan tarif timbal balik secara sembarangan. Tanpa menyebut Amerika Serikat secara langsung, para pemimpin BRICS menyampaikan keprihatinan terhadap tarif dagang sepihak tanpa mempertimbangkan dampaknya.

"Keprihatinan serius atas meningkatnya tindakan tarif dan non-tarif sepihak yang mendistorsi perdagangan dan bertentangan dengan aturan WTO. Peningkatan tindakan pembatasan perdagangan bisa mengganggu ekonomi global dan memperburuk ketimpangan ekonomi yang sudah ada," jelas BRICS.

Trump lantas meradang setelah adanya pernyataan itu. Lewat Truth Social miliknya, ia mengancam memberikan tarif impor tambahan sebesar 10%.

"Negara mana pun yang berpihak pada kebijakan anti-Amerika dari BRICS akan dikenai TARIF TAMBAHAN sebesar 10%. Tidak akan ada pengecualian terhadap kebijakan ini," kata Trump di Truth Social.

Kelompok BRICS yang terdiri dari negara-negara berkembang itu juga menyatakan dukungan simbolik kepada sesama anggotanya, Iran, dengan mengecam serangkaian serangan militer terhadap negara tersebut-tanpa menyebut nama Israel atau Amerika Serikat yang memang sedang melakukan operasi militer.

Anggota BRICS smeliputi Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Ethiopia, Indonesia, dan Iran. 

Editor:Widyawati/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.