11 July 2025

Get In Touch

Akademisi Petra Christian University: Inflasi Nilai Jadi Alarm Dunia Kampus

Wakil Rektor Bidang Akademik Petra Christian University (PCU), Prof. Dr. Juliana Anggono, S.T., M.Sc.
Wakil Rektor Bidang Akademik Petra Christian University (PCU), Prof. Dr. Juliana Anggono, S.T., M.Sc.

SURABAYA (Lentera)- Wakil Rektor Bidang Akademik Petra Christian University (PCU), Prof. Dr. Juliana Anggono, S.T., M.Sc., mengungkapkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tinggi dan predikat cum laude kini tak lagi menjadi jaminan keberhasilan lulusan di dunia kerja. Pasalnya, saat ini di berbagai kampus terdapat fenomena inflasi IPK. Artinya, terjadi kenaikan rata-rata nilai mahasiswa, tanpa dibarengi peningkatan kompetensi yang setara.

Ia menjelaskan, tren kenaikan IPK mulai terlihat sejak pandemi COVID-19. Prof. Juliana mengatakan, ada dua sisi dari fenomena ini.“Bisa jadi ada peningkatan kapasitas belajar karena digitalisasi pembelajaran. Tapi ada juga kekhawatiran soal validitas nilai yang diberikan. Ini berpotensi menyebabkan inflasi akademik,” jelas Prof. Juliana, Selasa (8/7/2025).

Ia mengingatkan, tingginya nilai akademik tak selalu mencerminkan kualitas pengetahuan atau kesiapan kerja lulusan. Salah satu sebabnya adalah standar penilaian yang longgar, rubrik asesmen yang belum seragam, hingga tidak adanya uji kompetensi nyata yang ketat.

“Pasar kerja saat ini menuntut lebih dari sekadar transkrip. Kemampuan problem solving, kolaborasi, dan adaptasi jauh lebih dihargai,” tuturnya.

Ia juga mengungkapkan, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dirancang untuk memperkaya pengalaman belajar mahasiswa di luar kelas, dinilai belum berjalan optimal. 

Kurangnya pelatihan bagi dosen dalam merancang pembelajaran dan asesmen MBKM menyebabkan kualitas pelaksanaannya berbeda-beda antar perguruan tinggi.

"Di PCU, misalnya, untuk menjaga relevansi IPK sebagai indikator prestasi, kampus menerapkan pendekatan Whole Person Education. Kelulusan mahasiswa tidak hanya ditentukan dari nilai akademik, tetapi juga dari pengembangan karakter dan keaktifan sosial," ungkapnya.

Profesor di bidang ilmu Teknik Mesin ini menyebut, mahasiswa di PCU wajib mengikuti kegiatan Service-Learning (pembelajaran berbasis pengabdian masyarakat) dan mengumpulkan Satuan Kredit Kegiatan Kemahasiswaan (SKKK) sebagai syarat kelulusan.

“Selain hard skills, kami menilai aspek spiritual, emosi, sosial, dan mental. Semua ini penting untuk membentuk lulusan yang utuh,” tutupnya. 

Reporter: Amanah/Editor:Widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.