16 July 2025

Get In Touch

Pelaksanaan MPLS di Surabaya Fokus Bentuk Karakter Positif dan Diawasi Dispendik

Kepala Dispendik Surabaya Yusuf Masruh saat meninjau kegiatan MPLS di SMPN 3 Surabaya.
Kepala Dispendik Surabaya Yusuf Masruh saat meninjau kegiatan MPLS di SMPN 3 Surabaya.

SURABAYA (Lentera) - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Surabay akan difokuskan pada pembentukan karakter positif, serta digelar dibawah pengawasan ketat Dinas Pendidikan (Dispendik).

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan pelaksanaan hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Surabaya, berlangsung lancar dan penuh keceriaan. 

Ia menuturkan, kegiatan ini difokuskan pada pembentukan karakter, pengenalan lingkungan sekolah, serta menciptakan suasana yang ramah dan bebas dari perundungan.

"Alhamdulillah, sejak pagi saya keliling ke beberapa SD dan SMP. Semuanya berjalan lancar. Mohon doa dari orang tua dan seluruh warga Kota Surabaya," kata Yusuf saat ditemui usai meninjau MPLS di SMPN 3 Surabaya, Senin (14/7/2025).

Yusuf menjelaskan, tema MPLS tahun ini adalah "Sekolahku, Rumahku, Guruku Orang Tuaku", yang mencerminkan harapan agar sekolah menjadi tempat yang nyaman, aman, dan menyenangkan bagi para siswa baru.

Selain itu, MPLS dirancang untuk membantu siswa membangun karakter positif dan memahami lingkungan sekolah, mulai dari fasilitas seperti laboratorium hingga kegiatan ekstrakurikuler.

“Anak-anak dibimbing oleh kakak kelasnya, misalnya untuk mengenalkan bidang studi atau ekstrakurikuler. Mereka bisa berbagi pengalaman yang inspiratif,” jelas Yusuf.

Ia menekankan pentingnya masa transisi, terutama bagi siswa yang baru masuk SMP, karena mereka akan menghadapi lebih banyak mata pelajaran dan guru yang berbeda.

“MPLS ini penting sebagai jembatan. Harapannya, anak-anak bisa beradaptasi, berprestasi, dan memiliki akhlak mulia,” tegasnya.

Dispendik memastikan seluruh kegiatan MPLS berlangsung selama satu minggu, dengan aturan ketat, termasuk larangan keras terhadap perundungan (bullying) dan kekerasan dalam bentuk apa pun.

Yusuf meminta para guru untuk mengawasi interaksi antara siswa secara aktif dan mencegah kemungkinan munculnya perundungan.

“Guru harus tetap mengawasi, jangan biarkan kakak kelas mendampingi adik kelas tanpa pengawasan. Ini bagian dari proses menumbuhkan kesadaran bersama,” ujarnya.

Ia juga mengajak orang tua untuk terlibat, terutama dengan mengantar anak ke sekolah. Menurutnya, kehadiran orang tua di hari-hari awal sekolah sangat penting untuk membangun sinergi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam mendukung pendidikan anak.

“Contoh kecilnya, saat jam pulang sekolah. Ada tugas pengawasan yang secara tidak langsung dilimpahkan ke orang tua, apalagi setelah ada kegiatan ekstrakurikuler,” tambahnya.

Untuk memastikan pelaksanaan MPLS berjalan kondusif, pihaknya telah menerjunkan pengawas wilayah dan staf dinas. Proses pemantauan kini juga menggunakan sistem digital untuk mempermudah pelaporan dari sekolah-sekolah.

“Semua kami pantau, baik dari pengawas wilayah maupun tim Dispendik. Monitoringnya juga sudah digital,” tutupnya.

Reporter: Amanah/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.