
MALANG (Lentera) - Fenomena minimnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak atau saat sering disebut 'fatherless' juga terjadi di Kota Malang. Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang kini menggencarkan sosialisasi gerakan 'Ayah Teladan'.
"Kalau di Indonesia, penelitian menyebutkan angka fatherless itu hampir 90 persen. Di Kota Malang kami memang belum ada studi khusus, tapi realitanya tetap ada," ujar Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito, Rabu (16/7/2025).
Sebagai tindak lanjut, gerakan ‘Ayah Teladan’ akan diluncurkan dalam bentuk surat edaran. Donny berharap, gerakan ini bisa mendorong para ayah untuk terlibat aktif di momen penting anak, salah satunya saat pengambilan rapor.
"Nanti akan kami buatkan surat edaran, agar saat pengambilan rapor, ayah bisa hadir. Supaya ada kebiasaan ayah hadir di ruang pendidikan anak," tegasnya.
Menurutnya, fatherless di Kota Malang seringkali ditemukan pada keluarga yang orang tuanya bercerai, di mana anak hanya diasuh ibu. Tak jarang juga karena pola pengasuhan di mana ayah bekerja dari pagi hingga malam, sehingga tak ada waktu berkualitas dengan anak.
"Dampaknya besar. Anak akan merasa kehilangan figur ayah dan mencari pengganti sosok itu di luar, yang kadang arahnya negatif," ungkapnya.
Menurutnya, Dinsos-P3AP2KB Kota Malang rutin melakukan sosialisasi pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan. Tak hanya melalui jalur PKK, tapi juga melibatkan lembaga masyarakat seperti LPMK, RT/RW, bahkan langsung ke sekolah-sekolah.
"Termasuk kami tekankan peran ayah saat mendampingi anak, tidak hanya menjadi kepala keluarga, tapi juga ikut mendidik, bermain, berdiskusi dengan anak," jelas Donny.
Diakuinya, sejauh ini belum ada laporan resmi kasus anak bermasalah yang secara spesifik dikaitkan dengan fatherless. Namun, Donny menilai, dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) atau masalah perilaku anak, faktor minimnya peran ayah kerap menjadi salah satu penyebab tidak langsung.
Diketahui baru-baru ini, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia (Kemendukbangga/BKKBN) telah menerbitkan 'Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah'.
Menueut Donny, gerakan ini juga menjadi momentum baik untuk mengingatkan pentingnya kehadiran figur ayah. Di Kota Malang, gerakan ini sudah dilaksanakan di beberapa sekolah yang berstatus Sekolah Siaga Kependudukan (SSK).
"Kalau SE nya ada di Dikbud, ya. Tetapi sejauh ini ada tujuh sekolah yang sudah melaksanakan, seperti SMPN 1, 3, 5, 10, dan 21, lalu SMAN 7 dan 10. Tapi memang yang menindaklanjuti lebih banyak Dinas Pendidikan," kata Donny.
Reporter: Santi Wahyu