18 July 2025

Get In Touch

Balap Liar Kembali Marak di Surabaya, Azhar Kahfi: Butuh Penanganan Khusus!

Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya Azhar Kahfi. (Amanah/Lentera)
Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya Azhar Kahfi. (Amanah/Lentera)

SURABAYA (Lentera) -Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Azhar Kahfi, angkat bicara soal maraknya aksi balap liar yang kembali mencuat di sejumlah titik kota Surabaya. 

Ia menuturkan, persoalan ini tidak bisa lagi dipandang sebagai kenakalan remaja semata, melainkan fenomena sosial yang sudah membentuk subkultur tersendiri di kalangan anak muda.

“Balap liar ini bukan peristiwa acak. Sudah terbentuk pola yang berulang dan terstruktur. Ada lokasi-lokasi favorit, waktu-waktu tertentu, bahkan aturan main yang tidak tertulis di antara mereka. Ini bukan sekadar pelanggaran, tapi sudah menjadi bagian dari identitas dan kebanggaan sebagian remaja,” tutur Kahfi ketika dihubungi Lentera, Rabu (16/7/2025).

Politisi dari Frkasi Gerindra ini menyebut, pembatasan jam malam memang perlu tetap dilakukan sebagai langkah preventif, terutama setelah dimulainya kembali aktivitas sekolah. 

Namun, ia menekankan harus ada pemetaan yang lebih dalam, apakah pelaku balap liar ini mayoritas adalah pelajar atau justru mereka yang putus sekolah.

“Pembatasan jam malam tetap harus dimonitor. Tapi akar masalahnya tidak cukup selesai hanya dengan razia dan patroli. Kita harus tahu siapa mereka, latar belakangnya, dan kenapa mereka memilih jalan itu,” ungkapnya.

Kahfi menilai, kelompok-kelompok pelaku balap liar ini telah membentuk komunitas yang memiliki sistem kaderisasi dan regenerasi. Tidak sedikit dari mereka yang menjadikan aktivitas di jalanan sebagai bentuk solidaritas bahkan persaudaraan yang lebih dalam dari hubungan keluarga.

“Ini sudah jadi subkultur yang belum menemukan konotasi positif. Tapi bukan berarti kita harus mengucilkan mereka. Pemerintah perlu hadir dengan format khusus. Saya berharap Pak Kapolrestabes Surabaya, Pak Lutfi, dan Wali Kota Surabaya, Pak Eri Cahyadi, dapat memberi perhatian yang tepat,” tegasnya.

Untuk itu, Kahfi mendorong adanya pendekatan yang lebih humanis, seperti menyediakan ruang khusus yang legal dan aman bagi para penggemar otomotif muda untuk menyalurkan minatnya, serta pembinaan berkelanjutan yang melibatkan komunitas-komunitas otomotif, dinas pendidikan, dan tokoh-tokoh pemuda.

“Kita tidak sedang bicara soal menghalalkan balap liar. Tapi kita juga tidak bisa menyelesaikannya hanya dengan stempel ‘sampah masyarakat’. Mereka perlu dibina, diberi ruang, dan dijembatani ke arah yang lebih positif,” tutupnya.

Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.