18 July 2025

Get In Touch

Mark Zuckerberg: Meta Bangun Data Center AI 5 GW

CEO Facebook Mark Zuckerberg di panggung konferensi F8. (Foto: Reuters)
CEO Facebook Mark Zuckerberg di panggung konferensi F8. (Foto: Reuters)

SURABAYA (Lentera) - Meta dilaporkan sedang mengembangkan pusat data AI bernama Hyperion. CEO Meta, Mark Zuckerberg, memperkirakan fasilitas ini akan memiliki kapasitas komputasi sebesar 5 gigawatt (GW), sebagai upaya untuk bersaing dengan OpenAI dan Google dalam persaingan teknologi kecerdasan buatan.

Sebelumnya, Meta merekrut sejumlah talenta unggulan untuk memperkuat Meta Superintelligence Lab, termasuk mantan CEO Scale AI, Alexandr Wang, dan mantan CEO Safe Superintelligence, Daniel Gross. 

Kini, Meta memfokuskan perhatiannya pada pengembangan kapasitas komputasi besar guna melatih model-model AI yang masih dalam tahap awal perkembangan.

Dikutip Tech Crunch, Juru bicara Meta, Ashley Gabriel, mengatakan bahwa Hyperion akan berlokasi di Louisiana, kemungkinan di Richland Parish, AS. Ini merupakan wilayah yang sebelumnya disebut Meta jadi lokasi proyek pembangunan data center senilai 10 miliar dolar AS.

Pada tahap awal, Meta menargetkan pengoperasian pusat data berkapasitas dua gigawatt pada tahun 2030. Kapasitas tersebut direncanakan akan meningkat secara bertahap hingga mencapai lima gigawatt dalam beberapa tahun berikutnya, seiring dengan kebutuhan komputasi yang semakin besar untuk pengembangan teknologi kecerdasan buatan.

Selain itu, Meta juga berencana meluncurkan super cluster berkekuatan 1 gigawatt bernama Prometheus pada tahun 2026. Super cluster ini diproyeksikan menjadi salah satu yang pertama di dunia dalam mengelola pusat data AI sebesar itu. Prometheus akan dibangun di New Albany, Ohio, Amerika Serikat, dan menjadi bagian penting dari strategi Meta dalam memperkuat infrastruktur AI mereka.

Pembangunan pusat data AI oleh Meta diperkirakan akan meningkatkan daya saing perusahaan tersebut terhadap pemain besar lainnya seperti OpenAI, Google DeepMind, dan Anthropic. Dengan kapasitas komputasi yang masif, Meta akan memiliki keunggulan dalam melatih serta mengoperasikan model-model AI canggih di masa depan.

Langkah ini juga dipandang strategis untuk menarik lebih banyak talenta di bidang AI. Para ahli dan peneliti kemungkinan besar akan tertarik bergabung dengan perusahaan yang menyediakan infrastruktur komputasi memadai, yang memungkinkan mereka mengembangkan teknologi AI secara maksimal di tengah persaingan global yang semakin ketat.

Pemerintahan Trump saat ini mendukung pembangunan data center AI pada industri teknologi. Presiden Donald Trump misalnya membantu OpenAI mengumumkan proyek Stargate-nya, dan sejak itu berbicara tentang upaya untuk memperluas infrastruktur AI AS.

Dengan dukungan pejabat federal, industri AI AS diprediksi bakal menyedot sebagian besar pasokan energi Amerika di tahun-tahun mendatang. Beberapa ahli memperkirakan bahwa pusat data dapat menyumbang 20% dari konsumsi energi Amerika pada tahun 2030, naik dari hanya 2,5% pada tahun 2022. 

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.