22 July 2025

Get In Touch

Susu Skim vs Rendah Lemak, Mana yang Lebih Sehat?

ilustrasi susu (freepik)
ilustrasi susu (freepik)

SURABAYA (Lentera) - Menentukan jenis susu yang paling sesuai bisa terasa membingungkan karena banyaknya pilihan yang tersedia di pasaran. Sebagian orang cenderung memilih susu rendah lemak atau skim karena dianggap lebih menyehatkan, sementara lainnya lebih menyukai susu murni karena memiliki rasa yang lebih kaya. Namun, benarkah susu rendah lemak memang lebih baik untuk kesehatan dibandingkan susu murni?

Jenis Susu dan Kandungan Gizi

Menurut laman Medical News Today, susu sapi yang tersedia di pasaran umumnya dibagi menjadi tiga jenis utama berdasarkan kandungan lemaknya, yaitu susu murni (whole milk) yang mengandung sekitar 3,25 persen lemak susu, susu rendah lemak (low fat milk) yang memiliki sekitar 1 persen lemak susu, dan susu skim (fat-free milk) yang hampir tidak mengandung lemak.

Meskipun perbedaan ini mempengaruhi rasa dan tekstur susu, ketiga jenis susu tersebut mengandung sejumlah besar nutrisi yang sama, termasuk protein, kalsium, dan vitamin D. Namun kandungan kalori dan lemak akan bervariasi antara satu jenis susu dengan yang lainnya.

Manfaat Susu untuk Kesehatan

Susu adalah sumber yang sangat baik untuk banyak nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Protein yang terkandung dalam susu mendukung pertumbuhan dan perbaikan sel, sementara kalsium membantu menjaga kesehatan tulang dan gigi.

Selain itu, susu juga mengandung berbagai vitamin dan mineral, seperti vitamin A, D, B6, dan B12. Dengan mengonsumsi satu cangkir susu skim, misalnya, seseorang bisa memenuhi sepertiga dari kebutuhan kalsium harian yang disarankan.

Selain manfaatnya untuk tulang, protein susu seperti casein dan whey juga diketahui memiliki peran penting dalam sintesis otot. Beberapa jenis susu juga mengandung asam lemak sehat yang dapat mendukung kesehatan jantung.

Namun minum susu bukan tanpa risiko. Salah satu hal yang sering menjadi perhatian adalah kandungan lemak jenuh dalam susu murni. Sebagian besar panduan diet menyarankan untuk memilih susu rendah lemak atau susu skim untuk menghindari asupan lemak jenuh yang berlebihan, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Meski demikian, beberapa penelitian terbaru mulai meragukan klaim tersebut. Studi-studi terbaru menunjukkan bahwa hubungan antara lemak jenuh dan penyakit jantung lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Beberapa peneliti berpendapat bahwa lemak jenuh dalam susu tidak meningkatkan risiko penyakit jantung secara signifikan, meskipun masalah ini masih menjadi topik perdebatan di kalangan ahli gizi.

Selain itu, bagi sebagian orang, terutama yang memiliki intoleransi laktosa, konsumsi susu dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Orang yang tidak dapat mencerna laktosa dapat mempertimbangkan alternatif seperti susu bebas laktosa atau susu nabati seperti susu almond atau oat.

Mana yang Paling Sehat?

Pilihannya sebenarnya tergantung pada kebutuhan dan kondisi kesehatan pribadi. Susu murni mengandung lemak yang lebih tinggi, tetapi ini juga berarti susu ini lebih kaya rasa dan mendukung penyerapan vitamin yang lebih baik.

Susu rendah lemak dan skim memiliki lebih sedikit kalori dan lemak, sehingga dapat menjadi pilihan yang lebih baik bagi mereka yang mengontrol berat badan atau memiliki risiko penyakit jantung.

Setiap jenis susu memang diproduksi berbeda dan kandungan nutrisinya pun berbeda-beda. Tapi, susu jenis apakah yang paling sehat? berikut adalah jenis susu yang paling sehat untuk dikonsumsi.

Susu Sapi

Susu sapi terdiri atas berbagai vitamin dan nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh, seperti vitamin D, kalsium, potasium, niacin, folat dan protein. Selain itu susu sapi juga mengandung lemak jenuh. The American Heart Association sendiri menganjurkan bagi orang dewasa untuk memilih susu tanpa lemak (non-fat milk) dibanding susu full cream.

Jadi bagi Anda yang sedang berusaha menurunkan berat badan, memiliki kadar kolesterol tinggi, atau penyakit jantung, sebaiknya kurangi atau hindari konsumsi susu sapi full cream karena mengandung lemak jenuh yang tinggi. Pada anak-anak, alergi susu sapi juga sering dijumpai. Alergi susu sapi biasanya muncul pada anak di bawah usia 1 tahun. Gejalanya dapat terlihat tidak lama setelah pengenalan susu sapi yang pertama kalinya.

Susu Kedelai

Kedelai adalah sumber protein nabati dan merupakan sumber lemak yang baik. Kedelai juga bebas kolesterol dan memiliki kandungan lemak jenuh lebih rendah dibandingkan susu sapi dan dapat menurunkan kadar LDL di dalam tubuh. Bahkan, beberapa studi menunjukkan bahwa produk kedelai bila dibarengi dengan diet rendah lemak jenuh dapat membantu mengurangi kadar LDL.

Mengonsumsi susu jenis ini dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner. Namun, konsumsi kedelai yang berlebihan tidak disarankan pada orang yang menderita penyakit tiroid atau penyakit asam urat. 

Susu Almond

Susu almond terbuat dari olahan kacang almond dan mengandung kalori yang lebih rendah dari susu sapi. Susu almond mengandung tekstur yang ringan, sedikit manis, dan beraroma kacang. Susu almond juga bebas kolesterol, lemak jenuh, dan bebas laktosa sehingga dapat menjadi alternatif bagi Anda yang mengalami intoleransi laktosa.

Selain itu, susu almond juga merupakan sumber vitamin A dan vitamin D yang baik bagi tubuh. Namun sayangnya, susu almond bukan sumber protein dan kalsium yang baik (kecuali sudah difortifikasi) yang penting bagi penderita osteoporosis dan anak-anak.

Susu Beras

Susu beras atau lebih dikenal dengan rice milk terbuat dari olahan beras dan air. Susu beras juga dapat menjadi alternatif pengganti susu sapi bagi orang yang menderita intoleransi laktosa.

Apabila dibandingkan dengan susu almond dan susu kedelai, susu beras merupakan produk susu yang lebih sedikit risikonya untuk memicu reaksi alergi. Jadi selain pada penderita intoleransi laktosa, susu beras juga bisa dikonsumsi oleh orang yang alergi pada kacang-kacangan (tidak bisa minum susu almond atau susu kedelai).

Sama seperti susu kedelai dan susu almond, secara alami (kecuali jika difortifikasi) susu beras tidak mengandung kalsium dan vitamin D. Selain itu, susu beras juga tinggi karbohidrat dan sangat rendah protein sehingga tidak disarankan untuk penderita diabetes atau orang yang membutuhkan protein lebih banyak (seperti pada atlit atau orang lansia). 

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.