22 July 2025

Get In Touch

Alami Masalah Saraf, Warga Australia Ramai-ramai Gugat Blackmores 

Ilustrasi
Ilustrasi

JAKARTA (Lentera) -Ratusan warga Australia, salah satunya Dominic Noonan-O'Keeffe, mengajukan gugatan class action kepada Blackmores, produsen suplemen di negara tersebut.

Polaris Lawyers saat ini sedang menyelidiki usulan gugatan class action terhadap Blackmores atas kadar vitamin B6 yang berlebihan dalam suplemen vitamin mereka.

"Sangat mengkhawatirkan ketika berjalan di lorong vitamin di apotek mana pun di Australia dan melihat suplemen vitamin mengandung kadar B6 yang jauh melebihi asupan harian yang direkomendasikan," sorotnya, dalam pernyataan resminya di laman Polaris Lawyers dikutip Senin (21/7/2025).

Diketahui, pada Mei 2023, penggugat utama Dominic Noonan-O'Keeffe membeli dan mulai mengonsumsi suplemen vitamin Blackmores untuk menjaga kesehatannya menjelang kelahiran anak pertama pada 26 Mei 2023.

Ia tidak menyadari produk Blackmores Super Magnesium+ dan Ashwagandha+ yang dikonsumsinya mengandung vitamin B6 dalam kadar tinggi, berpotensi toksik atau beracun. Kala itu, ia juga tidak mengetahui masalah medis yang bisa terjadi akibat konsumsi jangka panjang kedua suplemen tersebut.

Pada Agustus 2023, Dominic mulai mengalami kelelahan yang tak kunjung hilang, sakit kepala luar biasa, dan hipersensitivitas pada lingkungannya. Gejalanya semakin parah, yang kemudian disertai kejang otot, neuralgia, palpitasi jantung, gangguan penglihatan, dan hilangnya sensasi di seluruh tubuhnya.

Dominic tidak dapat berkonsentrasi, kesulitan tidur, terus-menerus merasakan nyeri, dan bahkan terkadang kesulitan berjalan. Menurut kuasa hukum kasus tersebut, Polaris Lawyers, tim medis kemudian mengidentifikasi kondisi neuropati yang kemungkinan besar dipicu kadar vitamin B6 berlebihan dalam suplemen Blackmores.

Dominic mengklaim Magnesium+ yang dikonsumsinya mengandung sekitar 29 kali lipat di atas asupan vitamin B6 harian yang direkomendasikan.

Meskipun telah berhenti mengonsumsi suplemen Blackmores pada Februari 2024, ia terus mengalami berbagai gejala setiap hari, termasuk nyeri saraf, gangguan penglihatan, kejang otot.

Dominic bersama korban lain menggugat Blackmores untuk melakukan perubahan penjualan suplemen dengan kandungan B6, agar tidak ada lagi konsumen yang mengalami kondisi seperti yang dialaminya.

"Apa yang terjadi pada Dominic memang tragis, ia tidak sendirian, kami mengetahui adanya laporan kadar B6 yang berlebihan dalam suplemen yang dijual bebas mungkin telah menyebabkan cedera jangka panjang pada ratusan warga Australia."

Polaris Lawyers saat ini sedang menyelidiki gugatan class action atas nama siapa pun yang mengalami masalah saraf akibat kadar vitamin B6 berlebihan akibat mengonsumsi suplemen vitamin Blackmores.

"Konsumen suplemen berhak untuk yakin bahwa produk yang mereka beli akan aman untuk digunakan. Fakta bahwa suplemen yang berpotensi berbahaya telah disetujui untuk dijual oleh regulator tidak mengubah kewajiban hukum produsen untuk memastikan bahwa produk tersebut aman bagi konsumen," sambung dia.

Jawaban Blackmores 

Blackmores buka suara pasca produknya dituding memicu reaksi toxic imbas kandungan vitamin B6 di luar ambang batas harian.

Perusahaan suplemen asal Australia tersebut mengaku tengah mengkaji laporan terkait.

"Di Blackmores, kami berkomitmen pada standar kualitas tertinggi produk dan keamanan konsumen. Semua produk kami yang mengandung vitamin B6, dikembangkan sesuai dengan persyaratan peraturan Administrasi Barang Terapi (TGA). Ini termasuk kepatutan dosis harian maksimum yang diizinkan dan pencantuman pernyataan peringatan yang diwajibkan," ujar juru bicara Blackmores dikutip dari News.com.au.

"Kami mengetahui keputusan sementara yang dikeluarkan TGA dan kami akan memastikan kepatuhan penuh terhadap keputusan akhir," lanjut pernyataan itu, merespons desakan suplemen kemudian dimasukkan ke dalam daftar obat khusus apoteker, tidak lagi dijual bebas.

Editor:Widyawati/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.