02 August 2025

Get In Touch

Wakil Ketua DPRD Surabaya Usulkan Pecel Semanggi jadi Identitas Kota

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Arif Fathoni. (Amanah/Lentera)
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Arif Fathoni. (Amanah/Lentera)

SURABAYA (Lentera) — Tren gaya hidup sehat di tengah masyarakat kini dinilai dapat diimbangi dengan penguatan kuliner lokal yang menyehatkan, salah satunya adalah pecel semanggi makanan khas Kota Surabaya yang memiliki potensi besar jika dikelola serius oleh Pemkot.

Menurut Wakil Ketua DPRD Surabaya, Arif Fathoni pecel semanggi memiliki keunggulan dibanding olahan tradisional lainnya, kandungan gizinya dinilai lebih sehat karena tidak berbasis kacang melainkan ketela. Bahkan, sejumlah penelitian menunjukkan semanggi lebih ramah untuk kesehatan.

“Semanggi ini sehat. Kenapa? Karena bukan dari kacang, tapi ketela. Itu harusnya jadi nilai jual,” ucap anggota dewan yang akrab disapa Mas Toni ini, Rabu (23/7/2025).

Untuk itu, Politisi dari Fraksi Golkar ini meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) mulai melakukan pendataan jumlah pedagang semanggi dan menyebarkannya ke seluruh Sentra Wisata Kuliner (SWK) yang ada. 

Dengan begitu, masyarakat lokal maupun wisatawan bisa lebih mudah menemukan makanan khas ini.

“Dinkopdag perlu verifikasi. Kalau bisa semua SWK punya pedagang semanggi. Orang yang datang ke sana punya kesan tersendiri,” tuturnya.

Namun, ia mengingatkan agar Pemkot juga mengantisipasi potensi meningkatnya permintaan. Salah satu langkah strategisnya, yakni mendorong penanaman tanaman semanggi di lahan-lahan kosong yang belum digunakan untuk pembangunan.

“Kalau nanti permintaan tinggi, jangan sampai bahan bakunya nggak ada. Nah, lahan-lahan kosong ini bisa diaktifkan. LPMK dilibatkan untuk tanam semanggi. Pemkot cukup fasilitasi, nggak perlu turun langsung menanam,” jelasnya.

Ia mencontohkan kawasan di sekitar RS Eka Chandrarini yang memiliki lahan tidur cukup luas dan bisa dijadikan lokasi budidaya tanaman semanggi. Langkah ini dinilainya bukan hanya untuk mendukung pelestarian kuliner khas, tapi juga selaras dengan program nasional.

Dengan strategi lintas sektor dan penguatan rantai pasokan, Surabaya bisa menjadikan semanggi bukan sekadar kuliner, tapi juga simbol kemandirian pangan dan identitas kota.

“Ini nyambung dengan gagasan Presiden Prabowo soal ketahanan pangan. Di tengah ketidakpastian geopolitik global, siapa yang kuasai pangan, itu pemenangnya,” tutupnya.

Reporter: Amanah/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.