
SURABAYA (Lentera) - PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya Pertamina New Renewable Energy (NRE) terus mengembangkan industri karbon. Bahkan, saat ini sudah menjual 864 ribu ton karbon yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong di Sulawesi Utara.
Government Relation and Corporate Communication PT Pertamina Arif Mulizar dalam konferensi pers di Hotel Royal Regantris Cendana Surabaya, Rabu (30/7/2025), menyampaikan bisnis karbon ini sudah dilakukan Pertamina sejak 8 tahun yang lalu. “Ini sudah benar-benar berjalan dan bukan cerita saja,” katanya.
Meski demikian, Arif mengatakan Industri karbon ini adalah sesuatu yang baru. Industri karbon ini merupakan semua hal yang bisa diklaim dan diperdagangkan dari hasil pembangkitan energi bersih.
“Misalnya pembangkit batu bara ini kan menghasilkan karbon dan itu menurut para ahli akan ditangkap olah atmosfir sehingga menyerap matahari, sehingga nanti mempercepat pemanasan global,” tandasnya.
Dia menjelaskan pembangkit yang tidak menghasilkan karbon boleh mengklaim dan menyertifikasi menjadi karbon kredit yang boleh diperdagangkan pada pembangkit listrik tidak renewable dan menghasilkan karbon. “Ibaratnya siapa yang beli, itu industry yang menghasilkan karbon,” katanya.
Lebih rinci dia menjelaskan perhitugan yang dilakukan yaitu ketika ada pembangkit Listrik tenaga baru bara dalam satu wilayah menghasilkan listrik 20 mega watt dan 20 ton karbon, kemudian ada pembangkit listrik panas bumi yang menghasilkan 20 mega watt tapi tidak menghasilkan karbon. Maka, 20 ton karbon ini boleh dijadikan kredit dan dijual, harga satu tonnya Rp65.000.
“NRE boleh menjual ke siapa? misalnya ke Garuda dan ini boleh beli sehingga Pertamina NRE mendapatkan uang dari pembangkitan ini tadi. Sehingga orang-orang yang merasa berkontribusi menghasilkan karbon maka boleh menjual,” terangnya.
Arif menyebutkan, industry karbon ini setengahnya dihasilkan dari Pertamina. Sehingga, Pertamina yang menghasilkan kredit karbon untuk diperjualbelikan. “Sekarang kami mencoba untuk meningkatkan produktifitas karbon kita untuk dijual ke rekan-rekan yang mebutuhkan,” tandasnya. (*)
Reporter : Lutfiyu Handi
Editor : Arifin BH