
SURABAYA (Lentera) - Mata kerap disebut sebagai jendela jiwa, namun sebenarnya juga berperan sebagai cermin kondisi fisik tubuh secara keseluruhan. Sklera atau bagian putih mata, bersama dengan iris, bisa menunjukkan tanda-tanda adanya gangguan kesehatan yang mungkin luput dari perhatian. Perubahan warna pada area ini sering kali menjadi petunjuk awal adanya masalah medis yang lebih serius.
Para profesional kesehatan menekankan bahwa mengidentifikasi perubahan warna pada mata merupakan langkah penting dalam deteksi dini penyakit. Setiap perubahan warna, mulai dari kuning, kemerahan, hingga kebiruan dan keabu-abuan, dapat mengindikasikan kondisi medis tertentu yang perlu diperhatikan.
Mengetahui makna di balik perubahan warna tersebut dapat mendorong seseorang untuk segera mendapatkan perawatan medis yang diperlukan. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap orang untuk lebih peka terhadap perubahan yang terjadi pada mata mereka.
Mata Kuning: Indikasi Gangguan Organ Vital
Perubahan warna sklera mata dari putih menjadi kuning, yang dikenal sebagai ikterik, merupakan salah satu indikasi paling umum dari adanya akumulasi bilirubin dalam aliran darah. Bilirubin sendiri adalah pigmen kuning yang terbentuk akibat proses destruksi sel darah merah. Mengutip dari Alodokter, "mata kuning umumnya menjadi tanda permasalahan pada kantung empedu, hati, pankreas, serta proses pemecahan sel-sel darah merah." Kondisi ini sering kali menjadi sinyal adanya penyakit kuning (jaundice), yang disebabkan oleh kelebihan bilirubin dalam tubuh.
Pada orang dewasa, keberadaan penyakit kuning bisa menjadi pertanda adanya masalah serius seperti hepatitis, sirosis hati, atau bahkan kanker pankreas. Sirosis hati, contohnya, adalah kondisi di mana jaringan hati mengalami kerusakan akibat terbentuknya jaringan parut, yang berpengaruh pada kemampuan hati dalam memecah sel darah merah sehingga menyebabkan perubahan warna pada mata.
Di samping itu, masalah yang terjadi pada saluran empedu dan pankreas juga dapat berkontribusi terhadap munculnya mata kuning. Jika saluran pankreas mengalami infeksi atau tersumbat, maka aliran empedu akan terganggu, mengakibatkan penumpukan bilirubin dan munculnya gejala mata kuning. Selain itu, kelainan darah seperti anemia hemolitik atau anemia sel sabit, serta infeksi seperti malaria dan leptospirosis, juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya mata kuning.
Mata Merah: dari Iritasi hingga Kondisi Serius
Mata merah merupakan suatu kondisi yang umum terjadi akibat pembengkakan atau pelebaran pembuluh darah di bagian sklera. Berbagai faktor dapat menjadi penyebabnya, mulai dari iritasi ringan hingga masalah kesehatan yang lebih serius. Kemerahan pada mata ini sering kali disebabkan oleh masuknya debu atau partikel asing, infeksi, reaksi alergi, cedera, paparan sinar matahari, atau kondisi mata yang kering. Salah satu penyebab yang paling sering ditemui adalah konjungtivitis, yang merupakan peradangan pada selaput halus di antara kelopak mata dan sklera. Menurut informasi, Konjungtivitis menyebabkan mata merah, gatal, dan berair. Selain itu, kurangnya pelumasan yang memadai pada mata kering juga dapat berkontribusi terhadap kemerahan yang terjadi.
Lebih jauh lagi, kemerahan pada mata bisa menjadi indikasi adanya masalah yang lebih serius seperti glaukoma, yang ditandai dengan peningkatan tekanan di dalam bola mata yang dapat merusak saraf optik. Gejala yang muncul bersamaan dengan mata merah akibat glaukoma dapat meliputi sakit kepala, pusing, serta mual dan muntah. Selain glaukoma, kondisi lain yang juga dapat menyebabkan mata merah antara lain uveitis, keratitis, pterygium (pertumbuhan selaput pada bagian putih bola mata), dan skleritis (peradangan yang serius pada sklera). Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan gejala yang menyertai kemerahan pada mata dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika diperlukan.
Mata Biru: Penipisan Sklera dan Kelainan Genetik
Warna sklera yang cenderung kebiruan atau abu-abu kebiruan bukanlah hal yang normal dan dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius. Hal ini biasanya disebabkan oleh penipisan sklera, yang mengakibatkan pembuluh darah di bawahnya, yaitu koroid, menjadi terlihat, sehingga membuat mata tampak kebiruan. Menurut Apollo Hospitals, "penipisan sklera bisa terjadi karena berbagai faktor, termasuk kekurangan kolagen." Beberapa kelainan genetik juga sangat berhubungan dengan kondisi sklera yang berwarna biru.
Contohnya, Osteogenesis Imperfecta, yang dikenal sebagai penyakit tulang rapuh, adalah salah satu kelainan genetik yang menyebabkan tulang mudah patah akibat cacat dalam produksi kolagen. Dalam kasus ini, kurangnya kolagen yang kuat mengakibatkan sklera menjadi tipis, sehingga memberikan tampilan biru pada mata. Selain itu, sindrom Marfan dan Sindrom Ehlers-Danlos, yang merupakan kelainan pada jaringan ikat, juga dapat menyebabkan penipisan sklera dan membuatnya terlihat kebiruan. Tak hanya itu, anemia defisiensi besi, yang merupakan kekurangan zat besi, juga dapat membuat sklera tampak kebiruan atau keabu-abuan.
Penggunaan beberapa jenis obat, seperti antibiotik minosiklin, bisa mengubah warna sklera menjadi biru keabu-abuan. Selain itu, peradangan pada sklera, yang dikenal sebagai skleritis, juga dapat menyebabkan munculnya semburat biru atau ungu pada mata. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan perubahan warna pada sklera, karena bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang lebih dalam. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala ini, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Mata Putih: Bintik dan Selaput yang Perlu Diwaspadai
Munculnya bintik putih atau selaput pada mata dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan. Salah satu kondisi yang paling sering ditemui adalah katarak, yang ditandai dengan kehadiran lapisan berawan atau bintik putih serta kekuningan pada lensa mata, sehingga mengakibatkan penglihatan menjadi kabur. "Katarak umumnya bisa dideteksi dengan mudah dari adanya bintik putih atau kekuningan yang terlihat pada lensa mata." Kondisi lain yang perlu diperhatikan adalah pterygium, yaitu pertumbuhan selaput konjungtiva berwarna putih atau merah muda yang dapat meluas hingga ke kornea.
Pterygium merupakan pertumbuhan yang terjadi pada konjungtiva di atas kornea dan biasanya berwarna putih. Selain itu, terdapat pula pinguecula, yang berupa benjolan kekuningan pada bagian putih mata dan sering kali muncul sebelum pterygium, disebabkan oleh penggumpalan protein, lemak, atau kalsium. Di samping itu, ulkus kornea, yang merupakan luka terbuka pada kornea, dapat menimbulkan bintik putih atau keruh, sering kali akibat infeksi. Distrofi kornea juga menjadi perhatian, di mana penumpukan kotoran pada kornea dapat menyebabkan munculnya bintik putih atau keruh, dan kondisi ini sering kali bersifat genetik.
Dalam situasi yang lebih serius, beberapa jenis kanker mata, seperti melanoma mata, limfoma, retinoblastoma, atau karsinoma sel skuamosa, juga dapat menimbulkan bintik putih pada bola mata. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala-gejala tersebut dan segera berkonsultasi dengan dokter mata jika mengalami perubahan pada penglihatan atau munculnya bintik-bintik tersebut. Deteksi dini sangat penting untuk menangani berbagai kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan mata secara keseluruhan.
Mata Abu-Abu: Timbunan Lemak dan Kekeruhan Lensa
Warna mata yang berubah menjadi abu-abu dapat menandakan adanya masalah kesehatan tertentu. Salah satu indikator yang sering ditemukan adalah Arcus Senilis, yang merupakan lingkaran abu-abu putih di tepi kornea mata akibat penumpukan lemak. "Lingkaran ini terbentuk dari zat lemak," seperti yang dilaporkan oleh National Eye Center. Pada lansia, kondisi ini biasanya dianggap normal, tetapi jika terjadi pada orang yang lebih muda, hal ini bisa menjadi pertanda kolesterol tinggi yang perlu diperhatikan dengan serius.
Selain adanya bintik putih, katarak juga dapat menyebabkan lensa mata menjadi keruh, menjadikannya tampak seperti susu atau abu-abu. Katarak sendiri adalah kondisi di mana lensa mata yang terletak di belakang pupil mengalami kekeruhan, yang menyebabkan perubahan warna mata menjadi abu-abu atau keruh. Kondisi ini dapat mengganggu penglihatan dan memerlukan intervensi medis untuk penanganannya. Pada individu yang menderita diabetes, pandangan juga bisa menjadi kabur dan terlihat abu-abu akibat retinopati diabetik, yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah di retina akibat kadar gula darah yang tinggi dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, jika terjadi perubahan warna mata menjadi abu-abu, terutama disertai dengan gangguan penglihatan, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Perubahan Warna Iris: Indikator Penyakit Langka
Walaupun tidak umum, perubahan pada warna iris, yaitu bagian berwarna dari mata, dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan. Salah satu kondisi yang dapat memengaruhi penglihatan dan mengubah warna bola mata adalah uveitis, yang merupakan peradangan pada uvea.
Secara lebih khusus, terdapat kondisi yang dikenal sebagai Fuchs Heterochromic Iridocyclitis (FHI). Ini adalah bentuk uveitis kronis yang dapat mengakibatkan atrofi pada iris serta hilangnya pigmen. FHI dapat menyebabkan perubahan warna pada satu mata dan menimbulkan heterokromia, yaitu keadaan di mana kedua mata memiliki warna yang berbeda. Hal ini merupakan indikasi adanya kerusakan pada iris yang memerlukan perhatian dari seorang spesialis.
Selain itu, ada kondisi langka yang dapat merusak saraf wajah dan menyebabkan hilangnya pigmen di iris, sehingga mengubah warna mata. Neurofibromatosis, yang mempengaruhi sistem saraf, juga dapat menyebabkan pertumbuhan tumor kecil pada sel saraf di seluruh tubuh dan munculnya nodul kecil pada iris.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber