
PALANGKA RAYA (Lentera) – Pengelolaan sampah di Kota Palangka Raya dinilai belum optimal, ini terlihat dari masih seringnya tampak tumpukan sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan pengangkutan sampah yang belum berjalan secara konsisten.
Menanggapi permasalahan ini, Wakil Ketua II DPRD Kota Palangka Raya, Nenie Adriati Lambung menilai kondisi ini menimbulkan berbagai persoalan, seperti bau tidak sedap, pencemaran lingkungan, hingga potensi munculnya penyakit.
"Karena itu Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya perlu segera merespon melalui langkah konkret yang terukur," papar Nenie, Kamis (31/6/2025).
Ia menekankan, dalam pengelolaan sampah tidak boleh dilakukan setengah-setengah. Perlu dilakukan perbaikan secara menyeluruh, mulai dari penataan TPS, peningkatan armada pengangkut sampah, hingga sistem pengelolaan yang lebih modern dan efisien.
Selain itu Nenie menambahkan, perlunya diatur jadwal pengangkutan sampah yang lebih teratur, terutama di kawasan padat penduduk dan pasar tradisional, sehingga tidak terjadi penumpukan sampah sampai berhari-hari.
"Kami juga menyarankan Pemkot untuk menambah jumlah TPS dengan desain yang lebih ramah lingkungan," ucapnya.
Legislator wanita dari fraksi PDIP ini juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah, termasuk pemisahan sampah organik dan non-organik mulai dari rumah tangga.
Dengan cara ini, diharapkan volume sampah yang masuk ke TPS bisa berkurang secara signifikan.
Nenie juga meminta Pemkot agar menjalin kerja sama dengan pihak swasta dan komunitas peduli lingkungan dalam mengembangkan bank sampah serta program daur ulang sehingga memiliki nilai ekonomi.
"Melalui langkah-langkah tersebut, diharapkan permasalahan sampah di Palangka Raya dapat teratasi secara bertahap dan bisa menjadi kota yang bersih, sehat, dan indah," pungkasnya.
Reporter: Novita/Editor: Ais