
SURABAYA (Lentera)— Koperasi Merah Putih yang digagas untuk memberdayakan masyarakat sekaligus pengendalian inflasi di Kota Surabaya, Jawa Timur, akan diluncurkan serentak pada September 2025.
Persiapan peluncuran ini ditinjau langsung oleh Deputi Pengembangan Usaha Kementerian Koperasi (Kemenkop) RI, Panel Barus, di salah satu lokasi koperasi di Pasar Tambakrejo, Kecamatan Simokerto.
Panel Barus menjelaskan, Koperasi Merah Putih akan menyediakan 19 komoditas kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, seperti beras, gula, minyak, telur, daging, dan ikan. Sebanyak 153 gerai sembako akan tersebar di seluruh kelurahan di Surabaya.
“Kunjungan ini untuk mengecek kesiapan Koperasi Merah Putih yang rencananya akan diresmikan langsung oleh Menteri Koperasi RI pada September nanti,” ucapnya, Jumat (15/8/2025).
Selain meninjau lokasi, Panel Barus juga menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Forum Rektor Indonesia dan Majelis Tinggi Negeri Indonesia. Rakor ini membahas peran perguruan tinggi dalam pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat.
“Kami mengajak kampus-kampus untuk ikut dalam program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, khususnya dalam pendampingan dan pelatihan SDM koperasi,” kata Panel.
Koperasi Merah Putih merupakan transformasi dari koperasi konsumen yang telah ada sebelumnya. Pemerintah Kota Surabaya memanfaatkan koperasi ini sebagai instrumen untuk mengendalikan inflasi, dengan fokus pada koperasi konsumen di pasar perkotaan.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Dinkopumdag) Surabaya, Febrina Kusumawati, menambahkan bahwa operasional koperasi akan didukung hasil usaha dari 153 koperasi yang ada. Para pengurusnya juga telah mendapatkan pelatihan terkait pengelolaan koperasi kelurahan.
“153 koperasi ini akan didorong untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Surabaya,” jelas Febri, sapaan akrabnya.
Di tingkat kota, akan dibentuk Distribution Center untuk mencari dan mendistribusikan barang ke koperasi primer. Misalnya, jika Surabaya membutuhkan 1.000 ton beras, akan ada depot yang mendatangkannya dari kabupaten tetangga.
“Secara konsep, semua sudah matang dan akan didukung aplikasi. Kami berharap Surabaya bisa menjadi contoh koperasi perkotaan, sehingga 97 kota lain dapat belajar dari sini,” pungkasnya.
Koperasi Merah Putih diharapkan memberikan manfaat bagi warga Surabaya, baik melalui harga kebutuhan pokok yang terjangkau maupun peningkatan posisi tawar produsen lewat keanggotaan koperasi.
Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH