12 September 2025

Get In Touch

WHO Ungkap 1 Miliar Orang Idap Masalah Mental

Ilustrasi
Ilustrasi

JAKARTA (Lentera) - Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia atau World Suicide Prevention Day yang diperingati setiap tanggal 10 September menjadi pengingat bahwa masalah kesehatan mental bukan hal yang harus dianggap sepele. Gangguan mental yang tidak ditangani bukan hanya berdampak pada psikis pengidapnya, tapi juga kesehatan fisik yang mengganggu kehidupan mereka.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan lebih dari 1 miliar orang hidup dengan gangguan kesehatan mental. Gangguan kecemasan dan depresi merupakan jenis masalah kesehatan mental yang paling banyak ditemukan.

Temuan yang diterbitkan dalam dua laporan - World Mental Health Today dan Mental Health Atlas 2024 - ini menyoroti kemajuan sekaligus mengungkap kesenjangan yang signifikan dalam menangani kondisi kesehatan mental di seluruh dunia.

"Transformasi layanan kesehatan mental merupakan salah satu tantangan kesehatan masyarakat yang paling mendesak," ujar Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.

Anak Muda Berisiko Bunuh Diri

Laporan tersebut menunjukkan bahwa meskipun prevalensi gangguan kesehatan mental dapat bervariasi berdasarkan jenis kelamin, perempuan secara keseluruhan terdampak secara tidak proporsional. Gangguan kecemasan dan depresi merupakan jenis gangguan kesehatan mental yang paling umum, baik pada pria maupun wanita.

Bunuh diri tetap menjadi dampak yang menghancurkan, merenggut sekitar 727.000 jiwa pada tahun 2021 saja. Bunuh diri merupakan penyebab utama kematian di kalangan anak muda di semua negara dan konteks sosial ekonomi.

Bunuh diri terjadi sepanjang rentang hidup dan merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di antara kelompok usia 15-29 tahun secara global pada tahun 2021.

Bunuh diri tidak hanya terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi, tetapi merupakan fenomena global di semua wilayah di dunia. Faktanya, hampir tiga perempat (73%) kasus bunuh diri global terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah pada tahun 2021.

Stigma kesehatan mental masih jadi tantangan

Stigma, terutama seputar gangguan mental dan bunuh diri, membuat banyak orang yang berpikir untuk bunuh diri atau pernah mencoba bunuh diri tidak mencari pertolongan dan oleh karena itu tidak mendapatkan pertolongan yang mereka butuhkan.

WHO menyebut pencegahan bunuh diri belum ditangani secara memadai karena kurangnya kesadaran akan bunuh diri sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama dan masih adanya tabu di banyak masyarakat untuk membahasnya secara terbuka. Hingga saat ini, hanya sedikit negara yang telah memasukkan pencegahan bunuh diri sebagai prioritas kesehatan mereka dan hanya 38 negara yang melaporkan memiliki strategi pencegahan bunuh diri nasional.

Meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendobrak tabu penting bagi negara-negara untuk mencapai kemajuan dalam mencegah bunuh diri.

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber
 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.