22 April 2025

Get In Touch

Demo Pro-Kontra Penambangan Pasir Ilegal di Blitar Nyaris Ricuh

Demo Pro-Kontra Penambangan Pasir Ilegal di Blitar Nyaris Ricuh

Blitar - Demo ratusan massa dari mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blitar Raya dan penambang pasir di depan Mapolres Blitar yang pro-kontra terhadap aktifitas penambangan pasir terindikasi ilegal nyaris ricuh.

Para mahasiswa berorasi menuntut polisi menindak tegas para penambang pasir ilegal yang masih beroperasi di Kabupaten Blitar. Mereka juga menuntut penertiban penambangan sesuai dengan undang - undang yang berlaku, termasuk adanya sidak berkala.

"Karena penambangan yang diduga ilegal ini merugikan warga sekitar lokasi tambang. Diantaranya kerusakan jalan, akibat truk-truk yang melebihi tonase," ujar Koordinator aksi juga Ketua PC PMII Blitar, Fatkhur Rohman, Rabu (26/8/2020).

Dalam waktu bersamaan, tiba-tiba dari arah barat Mapolres Blitar datang puluhan orang yang mengaku sebagai penambang pasir sambil beteriak-teriak mengucapkan kata-kata tidak pantas. Mencegah kemungkinan terjadinya kericuhan, personel polisi yang berjaga di lokasi langsung memblokade.

Pengamanan dilakukan untuk mencegah bertemunya dua kubu ratusan massa yang pro kegiatan penambangan dan kontra penambangan diduga tidak berizin ini. Sempat terjadi adu mulut antara massa mahasiswa dan para penambang pasir, namun akhirnya bisa ditenangkan oleh polisi yang berjaga.

Massa pro penambang pasir ditahan di sebelah barat mapolres, sedangkan para mahasiswa terap berada di depan pintu gerbang. Mahasiswa meminta supaya bisa bertemu Kapolres Blitar, AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetya guna menyampaikan tuntutan dan lembar kesepakatam bersama mengenai penertiban dan penindakan penambangan pasir yang diduga ilegal dan merugikan masyarakat. Sayangnya, kapolres tidak ada di tempat, mahasiswa ditemui Kasat Sabhara yang berjanji akan menyampaikan dan menindaklanjuti aspirasi para mahasiswa tersebut.

Kabag Ops Polres Blitar, Kompol Sapto Rachmadi mengatakan pihaknya hanya menerima pemberitahuan kegiatan aksi unjuk rasa dari mahasiswa PMII Blitar. "Sedangkan massa dari penambang pasir datang tiba-tiba, kami lakukan negosiasi sehingga mereka sepakat untuk membubarkan diri dan tidak sampai ada kontak fisik," kata Sapto.

Polres Blitar menerjunkan 200 personil untuk mengamankan aksi unjuk rasa ini, selain di mapolres juga digelar di Kantor Bupati Blitar di Kanigoro. Unjuk rasa di tempat kedua ini mendapatkan pengawalan ketat dari kepolisian untuk menghindari kedua belah massa kembali bertemu di satu titik.

"Untuk mahasiswa yang akan kembali berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Blitar, kami kawal dari Mapolres hingga tujuan. Sementara massa penambang pasir kami himbau untuk membubarkan diri," imbuhnya. (ais)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.