17 September 2025

Get In Touch

Akademisi Sebut Pentingnya Peran Media Wujudkan Pembangunan Daerah di Era Digital

Akademisi Sebut Pentingnya Peran Media Wujudkan Pembangunan Daerah di Era Digital

INDRAMAYU (Lentera)- Akademisi dan Pemerhati Kebijakan Publik, Dr. Masduki Duryat, menegaskan, media memiliki peran penting dalam mewujudkan pembangunan daerah di era digital. Disamping sebagai informasi dan transparansi publik, media juga memiliki peran strategis yakni sebagai edukasi publik, advokasi dan aspirasi, penguatan identitas lokal serta kontrol sosial.

“Hampir kita sulit membedakan mana suguhan informasi dari media konvensional yang berbadan hukum dengan media sosial di era digital saat ini,” tuturnya dikutip dari keterangan tertulis, Senin (15/9/2025).

Diketahui, penegasan itu disampaikan saat menjadi pembicara pada Focus Group Discussion (FGD) bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Indramayu, di Aula Ki Tinggil Setda Indramayu, Sabtu, 13 September 2025.

Menurutnya, ada tiga tantangan media di era digital saat ini. Mulai dari tipisnya batas validitas informasi yakni kecepatan distribusi berita di media sosial membuat publik sulit membedakan antara berita valid dan hoaks.

Kemudian disrupsi ekonomi media yakni media konvensional tergeser platform digital, sehingga orientasi profit kadang mengalahkan integritas jurnalistik serta echochamber. Selain itu, polarisasi yakni algoritma digital memperkuat opini searah dan memperlemah diskursus publik yang sehat.

Rektor dan Dosen INSIA Al-Amin Indramayu mengindentifikasi empat  pilar kompetensi digital yang harus dikuatkan oleh Media. Diantaranya Digital Skills (keterampilan digital) melaluli pelatihan jurnalis dalam literasi digital, fact-checking, verifikasi data, dan penggunaan AI untuk verifikasi serta pemanfaatan data analitik untuk memahami kebutuhan informasi masyarakat.

Kedua, Digital Culture (Budaya Digital) melalui upaya mendorong budaya bermedia yang sehat,  menghargai perbedaan, menumbuhkan partisipasi, dan menjaga narasi inklusif. Juga untuk mengangkat kearifan lokal agar pembangunan daerah tidak tercerabut dari identitasnya.

Ketiga, Digital Ethics (Etika Digital) melalui upaya penerapan kode etik jurnalistik yang ketat dalam ruang digital dan transparansi sumber, akurasi data, dan independensi dalam liputan serta Digital Safety (Keamanan Digital). Hal ini bisa melalui upaya perlindungan data narasumber dan jurnalis dan meningkatkan kesadaran tentang keamanan siber (phishing, peretasan, manipulasi data).

“Beberapa catatan di atas diharapkan menjadi pedoman bagi pelaku media dalam menghadapai tantangan era digital guna mewujudkan Pembangunan daerah,” imbuh Dosen Pasca Sarjana UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon ini.

Ia meyakini jika selama ini ada kontribusi media untuk pembangunan daerah melalui berbagai strategi diantaranya kolaborasi melalui upaya membuat kanal informasi resmi yang terbuka dan mudah diakses publik.

Partisipasi komunitas dengan melibatkan masyarakat sipil, akademisi dan pelaku usaha lokal dalam diskusi publik berbasis media. 

Bisa juga dengan Program Literasi Media. Yaitu mengadakan pelatihan di sekolah, kampus, dan komunitas untuk meningkatkan literasi digital masyarakat. 

Kemudian, Inovasi Konten Digital yakni mengemas isu pembangunan daerah dalam bentuk kreatif (infografis, podcast, video pendek) agar lebih mudah diakses generasi muda. Selanjutnya Fact-Checking Hub yakni membangun pusat pemeriksaan fakta lokal untuk menangkal hoaks yang mempengaruhi opini public.

Ia juga memaparkan empat rekomendasi penting pada pemaparan FGD bersama SMSI dan Pemkab Indramayu, diantaranya untuk pemerintah daerah agar membuat regulasi yang menjamin keterbukaan informasi publik. 

Mengalokasikan dukungan dana transparan (bukan iklan politis) untuk memperkuat media lokal serta melibatkan media dalam forum perencanaan dan evaluasi pembangunan.

Untuk Dewan Pers dan lembaga nasional yakni memperluas jaringan perlindungan hukum bagi jurnalis lokal, menyediakan program pelatihan literasi digital, keamanan siber, dan etika jurnalistik di daerah. Derta mendorong kebijakan desentralisasi penguatan media agar tidak terpusat di kota besar.

Untuk komunitas sipil dan akademisi yakni membentuk pusat studi media lokal yang bisa melakukan riset independen. Mendorong gerakan literasi media di sekolah dan komunitas serta menjadi mitra kritis bagi media dan pemerintah dalam memastikan transparansi dan akuntabilitas.

Adapun untuk media lokal ia menitikberatkan pada pengembangkan model bisnis berkelanjutan (misalnya berbasis langganan komunitas, kolaborasi UMKM, atau crowdfunding). Memperkuat kapasitas jurnalis dalam investigasi, verifikasi, dan storytelling digital serta membangun jaringan kolaborasi dengan media nasional dan internasional. 

Editor:Widyawati/berbagai sumber 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.