
SURABAYA (Lentera)– Sekretaris Komisi A DPRD Kota Surabaya, Syaifuddin Zuhri, mendukung penuh terhadap razia rumah kos yang kembali digencarkan Satpol PP Surabaya pasca kasus mutilasi di Lidah Wetan.
Menurutnya, razia tersebut merupakan bagian dari langkah antisipasi sekaligus mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang.
Ia menegaskan, Surabaya harus terus melakukan evaluasi untuk menciptakan rasa aman, nyaman, dan tertib bagi seluruh warganya.
"Harapannya, kejadian-kejadian seperti di Lidah Wetan tidak terulang kembali. Semua stakeholder termasuk warga juga harus sigap melaporkan jika ada hal yang mencurigakan, apalagi terkait hubungan tanpa ikatan resmi,” kata Syaifuddin ketika ditemui Lentera, Kamis (18/9/2025).
Politisi dari PDI Perjuangan ini juga menilai pemeriksaan identitas penghuni kos sangat penting dilakukan. Selain untuk memastikan status kependudukan, langkah ini juga membantu pemerintah mengetahui siapa saja yang tinggal di Surabaya dan apa kepentingannya.
“Identitas itu penting, agar jelas apakah seseorang memang bekerja, kuliah, atau ada alasan lain. Ini juga menjadi cara untuk mengeleminir masalah, termasuk status hubungan suami-istri. Kos-kosan harus dalam pantauan Pemkot,” jelasnya.
Syaifuddin menambahkan, pengawasan tidak bisa hanya dilakukan oleh Pemkot dan Satpol PP saja. Ia mengimbau agar pemilik kos, pengelola rumah susun, hingga RT dan RW turut berperan aktif menjaga keamanan lingkungan.
“Surabaya ini aman tidak bisa hanya ditopang oleh pemerintah. Pemilik kos, pemilik rusun, dan warga setempat harus ikut membantu menjaga ketertiban dan kenyamanan kota,” tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemkot Surabaya melalui Satpol PP akan memperketat pengawasan rumah kos, khususnya untuk menertibkan pasangan yang tinggal bersama di luar ikatan pernikahan atau kumpul kebo.
Langkah ini diambil menyusul kasus mutilasi sadis yang terjadi di rumah kos Lidah Wetan, Surabaya, yang mengejutkan publik. Dalam kasus tersebut, Alvi Maulana (24) membunuh sekaligus memutilasi kekasihnya, Tiara Angelina Saraswati (25), hingga 554 potongan tubuh di kamar kos yang mereka tempati.
Kepala Satpol PP Surabaya, Achmad Zaini, mengatakan, pihaknya akan kembali menggencarkan razia rumah kos sebagai upaya antisipasi dan penegakan aturan.
“Iya, kasus mutilasi itu menjadi perhatian kami. Ke depan, razia kos-kosan akan kami galakkan kembali,” kata Zaini.
Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH