02 October 2025

Get In Touch

Hasil Lab Keracunan MBG di Jabar: Penyebab Bakteri dan Nitrit

Anggota TNI bersama relawan mengevakuasi korban keracunan di Posko Penanganan di Kantor Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (24/9/2025). Foto: Ant
Anggota TNI bersama relawan mengevakuasi korban keracunan di Posko Penanganan di Kantor Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (24/9/2025). Foto: Ant

JAKARTA (Lentera) - Kepala Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Labkes Jabar), Ryan Bayusantika Ristandi, memaparkan hasil pemeriksaan sampel makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mengakibatkan keracunan.

Per Jumat (26/9/2025), telah ada 3.384 pelajar di Jabar yang keracunan MBG. Ini sudah termasuk data keracunan di Kabupaten Bandung Barat dengan 1.333 korban.

Ryan menuturkan bahwa penelusuran pihaknya sepanjang tahun ini (Januari-September 2025), terdapat 163 sampel makanan MBG dari 11 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Jabar.

"Ada 20 kali KLB (Kejadian Luar Biasa) keracunan MBG," ujar Ryan, Jumat (26/9/2025).

"Hasil pemeriksaan laboratorium mikrobiologi menunjukkan 72 persen negatif dan 23 persen positif, dengan temuan bakteri seperti Vibrio cholerae, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Bacillus cereus," kata Ryan.

Ryan melanjutkan, "Sedangkan pemeriksaan laboratorium kimia menunjukkan 92 persen negatif dan 8 persen positif, salah satunya nitrit."

Ryan menjelaskan, hasil pemeriksaan tiap kasus berbeda-beda, namun secara frekuensi, kasus keracunan paling banyak didominasi oleh bakteri Salmonella dan Bacillus cereus pada pemeriksaan mikrobiologi. 

Sementara itu, pada pemeriksaan kimia, dominasi terbesar berasal dari parameter nitrit.

Faktor Kebersihan

Ryan menegaskan bahwa faktor kebersihan air, peralatan dapur, hingga higienitas pekerja sangat memengaruhi risiko terjadinya keracunan makanan. 
Air yang digunakan untuk mencuci bahan makanan, peralatan, maupun tangan pekerja dapur harus memenuhi standar kualitas mikrobiologi dan kimia. 

"Air yang digunakan untuk mencuci bahan makanan, peralatan, maupun tangan pekerja dapur harus memenuhi syarat kualitas mikrobiologi dan kimia atau bebas E. coli, bebas bahan kimia berbahaya," kata Ryan.

"Jika air tercemar, bisa menjadi sumber masuknya kuman penyebab keracunan seperti E. coli, Salmonella, Vibrio cholerae," ujarnya.

Peralatan masak juga wajib dicuci dengan air bersih dan sabun, serta dipisahkan antara alat untuk bahan mentah dan makanan matang agar tidak terjadi kontaminasi silang.

"Untuk pekerja dapur juga harus memperhatikan kebersihan tangan, kuku, rambut, dan pakaian kerja. Pekerja yang sedang sakit dilarang untuk menangani makanan," kata Ryan.

Penyebab Makanan Basi

Terkait makanan yang cepat basi, Ryan menyebut penyebab utamanya adalah faktor mikrobiologi akibat pertumbuhan bakteri pada makanan kaya nutrisi, terutama bila disimpan terlalu lama pada suhu ruang. 

"Faktor fisik, seperti kelembapan tinggi, peralatan yang tidak higienis, hingga kemasan yang tidak rapat, juga mempercepat proses pembusukan," kata Ryan.

Untuk mencegah keracunan, ia menyarankan dapur MBG menerapkan standar sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasa Boga.

Beberapa langkah penting di antaranya menggunakan air yang memenuhi syarat kesehatan, menjaga kebersihan peralatan masak, menerapkan higienitas pekerja, serta menyimpan makanan matang dengan suhu yang tepat, baik tetap panas di atas 60 derajat celsius maupun dingin di bawah 5 derajat celsius.

Gejala Keracunan

Gejala umum keracunan makanan meliputi mual, muntah, diare, nyeri perut, demam, sakit kepala, lemas, hingga dehidrasi. "Pada kasus tertentu, keracunan dapat berakibat fatal, misalnya gagal ginjal atau kelumpuhan pernapasan," ujar Ryan.

"Jika ada orang mengalami muntah atau diare, yang terpenting jangan sampai kekurangan cairan. Segera beri air putih atau oralit sedikit demi sedikit. Jika muncul gejala berat seperti diare berdarah, muntah terus-menerus, atau kesulitan bernapas, segera bawa ke fasilitas kesehatan," kata Ryan.

Ia menambahkan, peran Labkesda dalam kasus ini terbatas pada pemeriksaan sampel dan koordinasi dengan dinas kesehatan.

Daftar Dinkes

Berikut daftar Dinkes di Jabar yang mengirimkan sampel makanan MBG, sebagaimana penuturan Ryan:

Kab. Bandung Barat;
Kab. Bandung;
Kota Bandung;
Cianjur;
Kab. Garut;
Kab. Sumedang;
Kab. Tasikmalaya;
Kota Cirebon;
Kota Cimahi;
Kab. Sukabumi.

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.