04 October 2025

Get In Touch

Benjolan Kecil yang Bisa Jadi Tumor Gusi

Ilustrasi
Ilustrasi

SURABAYA (Lentera) - Anda mungkin pernah menjumpai benjolan kecil maupun besar di area gusi yang terasa mengganggu. Kondisi ini dikenal sebagai tumor gusi, yaitu pertumbuhan jaringan abnormal pada gusi yang bisa muncul di sekitar gigi atau rahang. Sebagian besar bersifat jinak, tetapi ada juga yang dapat berkembang menjadi ganas dan membahayakan kesehatan mulut maupun tubuh.

Tumor gusi sering tidak disadari hingga membesar atau menimbulkan nyeri, sehingga penting mengenali gejalanya sejak dini seperti benjolan menetap, gusi mudah berdarah, atau nyeri saat mengunyah agar dapat segera diperiksa dan ditangani dokter gigi untuk mencegah komplikasi.

Apa Itu Tumor Gusi?

Tumor gusi adalah pertumbuhan jaringan tidak normal pada area gusi yang dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti benjolan kecil, lunak, keras, atau bahkan mudah berdarah. Kondisi ini bisa timbul di sekitar gigi, langit-langit mulut, maupun di dekat tulang rahang, dan secara umum tumor gusi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu jinak dan ganas.

Tumor gusi terbagi dua jenis: jinak, yang tidak menyebar tetapi bisa mengganggu fungsi mulut, dan ganas, yang berpotensi menjadi kanker mulut serta menyebar ke bagian tubuh lain sehingga membutuhkan penanganan serius.

Penyebab

Penyebab tumor gusi bisa berbeda-beda, mulai dari faktor lokal hingga sistemik.

Iritasi Kronis

Gigi palsu yang tidak pas atau kawat gigi yang menekan gusi dapat memicu iritasi dan peradangan, yang bila dibiarkan lama bisa menimbulkan pertumbuhan jaringan abnormal. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan rasa sakit, tetapi juga mengganggu fungsi mulut saat mengunyah, berbicara, maupun menjaga kebersihan.

Infeksi atau Peradangan

Infeksi gusi yang tidak ditangani dapat memicu benjolan menyerupai tumor akibat peradangan kronis yang merangsang pertumbuhan jaringan abnormal. Kondisi ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, mengganggu fungsi mulut, menyebabkan bau mulut, merusak jaringan gigi dan gusi, bahkan berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Kebersihan Mulut 

Penumpukan plak dan karang gigi yang tidak dibersihkan dapat memicu peradangan gusi dan pertumbuhan jaringan abnormal menyerupai tumor. Meski umumnya jinak, benjolan ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman hingga kesulitan mengunyah, sehingga menjaga kebersihan gigi dan rutin memeriksakan diri ke dokter gigi sangat penting untuk mencegah komplikasi.

Faktor Genetik dan Hormonal

Wanita hamil memiliki risiko lebih tinggi mengalami pregnancy tumor pada gusi, yaitu benjolan jinak yang muncul akibat respons berlebihan jaringan gusi terhadap plak, iritasi, serta perubahan hormon selama kehamilan. Kondisi ini umumnya ditandai dengan gusi yang membengkak, mudah berdarah, dan terasa tidak nyaman, meskipun biasanya akan mengecil atau menghilang setelah melahirkan.

Paparan Tembakau dan Alkohol

Kedua faktor tersebut secara signifikan meningkatkan risiko munculnya tumor ganas di rongga mulut, termasuk pada area gusi, karena kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol jangka panjang dapat merusak jaringan, melemahkan sistem pertahanan alami mulut, serta memicu perubahan sel yang berujung pada kanker gusi.

Gejala

Tumor gusi bisa menimbulkan gejala yang berbeda tergantung jenisnya. Gejala tumor gusi dapat bervariasi, mulai dari munculnya benjolan pada gusi yang tidak kunjung hilang, gusi yang tampak bengkak, merah, atau mudah berdarah, hingga rasa nyeri atau ketidaknyamanan saat mengunyah. Kondisi ini sering kali juga disertai bau mulut yang menetap serta gigi yang terasa goyang meskipun tidak terdapat karies. Pada kasus yang bersifat ganas, gejala dapat menjadi lebih serius, seperti penurunan berat badan tanpa sebab jelas, nyeri yang semakin parah, serta adanya luka pada gusi yang sulit sembuh.

Diagnosis

Diagnosis tumor gusi tidak bisa hanya berdasarkan pengamatan visual. Pemeriksaan gusi untuk mendeteksi adanya tumor umumnya dilakukan melalui beberapa tahap. Pertama, pemeriksaan fisik mulut dilakukan untuk menilai bentuk, ukuran, dan tekstur benjolan atau tumor yang terlihat. Selanjutnya, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen atau CT scan guna mengetahui sejauh mana tumor telah menyebar ke jaringan sekitar, termasuk tulang rahang. Untuk memastikan diagnosis, dilakukan Biopsi jaringan dengan mengambil sampel gusi dan memeriksanya di laboratorium menjadi standar emas untuk memastikan apakah tumor gusi jinak atau ganas.

Pengobatan

Pengobatan tumor gusi tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya.

Pembedahan (eksisi)

Tumor jinak pada gusi umumnya ditangani dengan prosedur bedah kecil di klinik gigi, di mana dokter akan mengangkat jaringan abnormal tersebut agar tidak semakin membesar atau menimbulkan gangguan pada fungsi mulut.

Terapi Laser

Untuk menangani tumor gusi berukuran kecil, terapi laser dapat menjadi pilihan karena prosedur ini mampu mengangkat jaringan dengan lebih presisi sekaligus meminimalkan perdarahan, mempercepat penyembuhan, dan menurunkan risiko infeksi pasca tindakan.

Radioterapi atau Kemoterapi

Jika tumor gusi terbukti bersifat ganas, dokter biasanya akan merekomendasikan terapi lanjutan seperti operasi pengangkatan yang lebih luas, radioterapi, atau kemoterapi, tergantung pada tingkat keparahan dan penyebarannya, dengan tujuan mencegah perkembangan kanker serta meningkatkan peluang kesembuhan pasien.

Perawatan Suportif

Penanganan pendukung untuk tumor gusi dapat mencakup pemberian obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa sakit, antibiotik jika terdapat infeksi, serta penggunaan obat kumur antiseptik guna menjaga kebersihan mulut dan mencegah berkembangnya bakteri.

Pengobatan dini sangat penting agar tumor gusi tidak berkembang menjadi kanker mulut.

Pencegahan

Tumor gusi dapat dicegah dengan menjaga kesehatan mulut secara teratur. Caranya adalah dengan menyikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi berfluoride, rutin memeriksakan gigi sekaligus membersihkan karang gigi setiap enam bulan, serta menghindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan. Penggunaan gigi palsu atau kawat gigi juga sebaiknya mengikuti anjuran dokter agar tidak menimbulkan iritasi, ditambah dengan pola makan bergizi yang kaya buah dan sayur. Dengan kebiasaan ini, kesehatan gigi dan gusi akan lebih terjaga sehingga risiko munculnya tumor bisa diminimalkan. 

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.