04 October 2025

Get In Touch

Enam Santri Asal Kedungkandang Jadi Korban Musibah Ponpes Sidoarjo

Titik lokasi musibah bangunan pondok pesantren (ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Rabu. (dok. Bidang Data dan Sistem Informasi BNPB)
Titik lokasi musibah bangunan pondok pesantren (ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Rabu. (dok. Bidang Data dan Sistem Informasi BNPB)

MALANG (Lentera) - Enam santri asal Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, menjadi korban musibah bangunan musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Senin (29/9/2025) lalu. Dua dari enam santri tersebut mengalami luka ringan, sementara empat lainnya selamat tanpa cedera.

"Benar, ada warga Kecamatan Kedungkandang yang menjadi korban reruntuhan bangunan di Ponpes Al Khoziny. Khususnya dari Kelurahan Kedungkandang dan Kelurahan Lesanpuro," ujar Camat Kedungkandang, Fahmi Fauzan, saat dikonfirmasi pada Jumat (3/10/2025).

Fahmi merinci, korban dari Kelurahan Kedungkandang berjumlah empat anak dan semuanya selamat tanpa mengalami luka. Sementara dari Kelurahan Lesanpuro, menurutnya terdapat dua anak yang mengalami luka ringan.

"Mudah-mudahan tidak bertambah lagi. Dua korban hanya luka ringan, insyaallah tidak ada luka berat dan bisa segera melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren," tambah Fahmi.

Terkait informasi mengenai sejak kapan para santri menimba ilmu di Ponpes Al Khoziny, Fahmi mengaku belum mengetahui secara rinci. "Kami belum sampai detil itu, mulai kapan, kelas berapa, atau berapa lama sudah di sana," katanya.

Fahmi menyebut telah melaporkan kejadian ini kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Erik Setyo Santoso, dan masih menunggu arahan terkait penanganan lebih lanjut. "Sampai saat ini belum ada arahan detil, tapi kami akan tetap memantau dan mengikuti perkembangan khususnya bagi warga Kedungkandang," katanya.

Dari informasi yang dihimpun, musibah di Pondok Pesantren Putra Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, itu telah menimpa ratusan santri. Peristiwa terjadi ketika para santri sedang menunaikan salat Ashar berjamaah di lantai dua yang difungsikan sebagai musala.

Pengasuh pesantren, Abdul Salam Mujib, menjelaskan bangunan yang ambruk masih dalam tahap renovasi. Proses renovasi asrama santri putra itu telah berlangsung hampir sembilan bulan. Bangunan ini direncanakan memiliki tiga lantai dengan atap cor semen, bukan genteng.

Sekitar pukul 15.00 WIB, atap yang baru dicor tersebut tiba-tiba ambruk dan menimpa ratusan santri yang berada di lantai dua. Banyak santri terjebak di reruntuhan, dan proses evakuasi berlangsung hingga Selasa pagi.

Saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memperbarui data terkait korban yang masih dalam pencarian musibah di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo. Jika sebelumnya dilaporkan ada 59 orang yang diduga terjebak di bawah reruntuhan, kini jumlah tersebut turun menjadi 58 orang.

Reporter: Santi Wahyu/Editor:Widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.