16 October 2025

Get In Touch

Sempat Tak Mau Ditawar Rp 24T, Akhirnya Jenius AI Jatuh ke Tangan  Mark Zuckerberg

CEO Meta Mark Zuckerberg menyampaikan pidato utama dalam acara tahunan Meta Connect di Menlo Park, California, AS, pada 25 September 2024. Foto: REUTERS
CEO Meta Mark Zuckerberg menyampaikan pidato utama dalam acara tahunan Meta Connect di Menlo Park, California, AS, pada 25 September 2024. Foto: REUTERS

JAKARTA (Lentera) - Meta memperkuat divisi kecerdasan buatannya (AI) dengan merekrut Andrew Tulloch, salah satu pendiri Thinking Machines Lab, startup di bidang AI. Sebelumnya, peneliti AI berbakat ini sempat menolak tawaran menggiurkan dari Meta.

Berdasarkan laporan The Wall Street Journal (WSJ), Tulloch telah mengumumkan kepergiannya kepada karyawan Thinking Machines Lab. Meta, yang dipimpin oleh mantan CTO OpenAI, Mira Murati, mengonfirmasi perekrutan ini.

"Ia memutuskan untuk menempuh jalan yang berbeda karena alasan pribadi," kata juru bicara Thinking Machines Lab soal kepindahan Tulloch, mengutip TechCrunch.

Kabar ini muncul tak lama setelah beredar rumor bahwa Mark Zuckerberg sebelumnya berusaha mengakuisisi Thinking Machines Lab. Setelah upaya tersebut gagal, Meta dilaporkan mencoba merekrut Tulloch secara langsung dengan menawarkan paket kompensasi mencapai 1,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 24 triliun) selama enam tahun.

Meta sempat membantah laporan tersebut, menyebutnya “tidak akurat dan berlebihan.”

Tulloch bukanlah sosok baru di dunia kecerdasan buatan. Sebelum mendirikan Thinking Machines Lab, ia pernah bekerja di OpenAI dan AI Research Group Facebook.

Thinking Machines Lab dikenal sebagai startup yang fokus mengembangkan sistem AI umum yang etis dan mudah diakses. Perusahaan ini berhasil menarik banyak talenta dari OpenAI, Meta, dan Mistral untuk menciptakan platform AI kolaboratif generasi berikutnya.

Pada Juli lalu, Thinking Machines Lab memperoleh pendanaan sebesar 2 miliar dolar AS (sekitar Rp 33 triliun) dari Andreessen Horowitz, dengan partisipasi investor besar seperti Nvidia, Accel, ServiceNow, Cisco, AMD, dan Jane Street. Pendanaan ini menempatkan valuasi perusahaan di kisaran 12 miliar dolar AS (sekitar Rp 199 triliun).

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.