
BANDUNG BARAT (Lentera) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat melalui Dinas Pendidikan (Disdik) setempat, akan menggelar trauma healing terhadap 1.835 siswa yang terdampak keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Penyelenggaraan trauma healing MBG ini, akan melibatkan instansi terkait termasuk Dinas Kesehatan (Dinkes).
"Kita akan lakukan trauma healing terhadap siswa yang terdampak, kita akan kerjasama dengan beberapa pihak," kata Plt Kepala Disdik Bandung Barat, Dadang A Supardan, Minggu (19/20/2025) mengutip Kompas.com, Senin (20/10/2025).
Keracunan massal MBG di Bandung Barat terjadi di Cipongkor dan Cihampelas, dengan total korban mencapai 1.333 orang hingga 25 September 2025.
Data terbaru dari 15 Oktober 2025 mencatat 502 korban keracunan di Cisarua, yang berasal dari tiga sekolah berbeda (SMPN 1 Cisarua, SDN 1 Garuda, dan SMKN 1 Cisarua).
Dengan demikian, dalam 2 bulan sudah ada 3 kasus keracunan MBG di Bandung Barat, dengan jumlah korban 1.835 orang.
Selain trauma healing, pemkab juga akan mengedukasi terhadap sajian MBG akan diperkuat agar siswa bisa mengidentifikasi makanan higenis dan layak konsumsi.
"Itu nanti dari pihak puskesmas kesehatan untuk masuk ke sekolah sekolah memberikan edukasi terkait dengan makanan yang akan konsumsi," ungkapnya.
Dadang mengungkapkan, rapat lintas instansi terus digencarkan pasca kasus-kasus keracunan MBG di Bandung Barat. Langkah-langkah strategis tengah disusun, agar pengawasan terhadap MBG bisa dilakukan secara lebih ketat dan sistematis untuk menghindari kejadian serupa di kemudian hari.
"Ada, pada rapat rakor dapur itu punya jaringan khusus untuk menyampaikan informasi tentang dinamika yang terjadi di sekolah. Di tingkat kecamatan juga ada," ujarnya.
Di sisi lain, Dadang menegaskan, bahwa MBG merupakan program yang baik dan dibutuhkan oleh masyarakat. Selain secara teori, hal itu ditemukan langsung oleh Dadang saat menjenguk korban MBG di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas.
"Saya begitu terenyuh, dengan anak terdampak saya katakan, tau tidak ada yang berbeda dari makan, mereka bilang tahu, terus kenapa di makan, saya lapar pak," ujar Dadang.
Dadang menambahkan, kasus-kasus keracunan MBG di Bandung Barat memang memerlukan perhatian serius dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh.
"Ada beberapa kekurangan, itu memang harus dievaluasi," tandasnya.
Editor: Arief Sukaputra