21 October 2025

Get In Touch

Masih Kekurangan Guru, Dispendik Surabaya Prioritas Rekrutmen pada 2026

Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh.
Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh.

SURABAYA (Lentera) - Pemenuhan kebutuhan tenaga pendidik akan menjadi fokus utama Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya pada 2026, menyusul masih adanya kekurangan guru di sejumlah sekolah negeri terutama guru kelas, guru agama, dan guru pendamping khusus (GPK).

Kepala Dispendik Surabaya, Yusuf Masruh, mengatakan pihaknya telah mengusulkan kebutuhan tambahan guru tersebut ke pemerintah pusat agar dapat menjadi prioritas dalam rekrutmen tahun mendatang.

“Kalau soal kekurangan guru, kami sudah usulkan. Harapan kami nanti bisa jadi prioritas, karena guru itu ujung tombak pendidikan. Yang paling dibutuhkan saat ini guru kelas, guru agama, dan GPK,” kata Yusuf, Senin (20/10/2025).

Selain sekolah negeri, Dispendik juga mencermati kondisi sekolah swasta yang turut terdampak ketimpangan jumlah tenaga pengajar. Menurut Yusuf, Pemerintah Kota (Pemkot) akan memastikan sekolah swasta tetap mendapat perhatian dan dukungan agar kualitasnya tidak tertinggal.

“Kalau sekolah swasta, tetap kami perhatikan. Bantuannya akan disesuaikan agar perkembangan antara sekolah negeri dan swasta bisa seimbang,” tuturnya.

Yusuf menjelaskan, keberadaan sekolah swasta merupakan bagian penting dari ekosistem pendidikan di Surabaya. Untuk itu, pemerintah berupaya menjaga keseimbangan antara penambahan sekolah negeri dan keberlanjutan sekolah swasta.

“Kalau nambah sekolah negeri terus, kasihan sekolah swasta juga. Jadi ini nanti jadi pertimbangan khusus, seperti saran teman-teman Komisi D DPRD. Harus imbang,” jelasnya.

Yusuf menambahkan, anggaran fungsi pendidikan Surabaya tahun 2026 dipastikan mengalami kenaikan, meski tidak signifikan. Tambahan anggaran itu diarahkan untuk memperkuat program peningkatan kualitas guru dan dukungan sarana pendidikan.

“Anggarannya tetap naik, meski tidak signifikan. Tapi program intervensinya tetap sama seperti tahun kemarin,” tambahnya. 

Untuk menutup kekurangan guru dalam jangka pendek, Dispendik menjalankan program “Surabaya Mengajar”, hasil kolaborasi dengan sejumlah perguruan tinggi seperti Unesa, Uinsa, Unusa, dan perguruan tinggi Muhammadiyah.

Melalui program ini, mahasiswa semester akhir dan peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) diterjunkan ke sekolah-sekolah untuk membantu proses belajar mengajar selama satu semester.

“Program Surabaya Mengajar ini sangat membantu. Kami kerja sama dengan universitas untuk mengisi kekosongan guru di lapangan,” jelas Yusuf.

Yusuf berharap kombinasi antara rekrutmen baru dan kolaborasi dengan kampus mampu menjaga mutu pendidikan di Surabaya tetap merata, baik di sekolah negeri maupun swasta.

“Yang terpenting, kualitas pendidikan di Surabaya tetap merata. Kami ingin semua sekolah, baik negeri maupun swasta, bisa berkembang bersama,” pungkasnya.

Reporter: Amanah/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.