26 October 2025

Get In Touch

Chichen Itza, Simbol Kejayaan Arsitektur Maya Kuno

iramida El Castillo juga dikenal sebagai Kuil Kukulcán (ist)
iramida El Castillo juga dikenal sebagai Kuil Kukulcán (ist)

SURABAYA (Lentera) - Chichen Itza merupakan salah satu situs arkeologi paling terkenal di dunia yang terletak di Semenanjung Yucatan, Meksiko. Kota kuno ini pernah menjadi pusat penting peradaban Maya yang mencapai puncak kejayaannya antara abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Diakui sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia modern, Chichen Itza menarik jutaan pengunjung setiap tahun berkat keindahan arsitekturnya, nilai sejarah yang luar biasa, serta aura misterius yang menyelimuti kebudayaan Maya kuno.

Sejarah Chichen Itza

Chichen Itza diperkirakan dibangun sekitar abad ke-6 atau ke-7 Masehi oleh suku Maya, khususnya kelompok Itza. Kota ini mencapai masa kejayaan antara abad ke-9 dan ke-12, berfungsi sebagai pusat politik, ekonomi, dan keagamaan di wilayah Yucatan. Nama “Chichen Itza” berarti “di tepi sumur Itza” dalam bahasa Maya, merujuk pada cenote atau sumur alami suci yang menjadi pusat kegiatan spiritual masyarakatnya.

Pada puncak kejayaannya, Chichen Itza memperlihatkan perpaduan budaya Maya dan Toltec, yang tercermin dalam gaya arsitektur serta seni di situs tersebut. Sekitar abad ke-13, kota ini mulai ditinggalkan secara bertahap, kemungkinan akibat perubahan iklim, konflik internal, atau pergeseran kekuasaan ke pusat lain seperti Mayapan. Meski ditinggalkan, Chichen Itza tetap menjadi lokasi ziarah penting bagi masyarakat Maya hingga masa penjajahan Spanyol.

Arsitektur dan Struktur Ikonik

Chichen Itza terkenal dengan bangunan-bangunannya yang megah, yang mencerminkan kecanggihan astronomi, matematika, dan arsitektur Maya. Berikut adalah beberapa struktur utama di situs ini:

El Castillo (Kuil Kukulkan)

El Castillo, atau Kuil Kukulkan, adalah piramida bertingkat yang menjadi ikon Chichen Itza. Dengan tinggi sekitar 30 meter, piramida ini memiliki 91 anak tangga di setiap sisinya, yang jika dijumlahkan dengan platform atas menghasilkan total 365 anak tangga, mewakili jumlah hari dalam setahun.

Setiap tahun saat ekuinoks musim semi dan gugur, bayangan tangga piramida menciptakan ilusi ular yang merayap, melambangkan Kukulkan, dewa ular berbulu dalam mitologi Maya. Fenomena ini menunjukkan pemahaman mendalam suku Maya tentang astronomi.

Cenote Sagrado (Sumur Suci)

Cenote Sagrado merupakan sumur alami berukuran besar yang memiliki peran penting dalam kehidupan spiritual peradaban Maya. Tempat ini digunakan untuk melaksanakan berbagai upacara keagamaan, termasuk ritual pengorbanan manusia serta persembahan benda-benda berharga seperti giok dan emas.

Bagi masyarakat Maya, air di Cenote Sagrado dipercaya sebagai pintu gerbang menuju dunia bawah atau alam para dewa. Keyakinan ini menjadikan cenote tidak hanya sebagai sumber air, tetapi juga sebagai lokasi sakral yang menghubungkan dunia manusia dengan dunia spiritual.

Lapangan Permainan Bola (Great Ball Court)

Chichen Itza memiliki lapangan permainan bola terbesar di Mesoamerika, dengan panjang sekitar 168 meter. Lapangan ini menjadi salah satu situs paling mengesankan dalam kompleks tersebut dan menunjukkan pentingnya permainan bola dalam budaya Maya kuno. Cincin batu yang dipasang tinggi di dinding lapangan berfungsi sebagai sasaran, tempat para pemain berusaha memasukkan bola menggunakan pinggul atau bagian tubuh lainnya tanpa tangan.

Permainan bola ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan atau olahraga, tetapi juga memiliki makna ritual dan simbolis yang mendalam. Dalam kepercayaan Maya, permainan tersebut sering dikaitkan dengan mitologi tentang pertarungan antara kehidupan dan kematian, serta hubungan antara dunia manusia dan dunia para dewa.

Kuil Para Prajurit (Temple of the Warriors)

Struktur ini dikelilingi oleh ratusan pilar yang diukir dengan detail menggambarkan prajurit serta tokoh-tokoh penting pada masa itu. Ukiran-ukiran tersebut memberikan gambaran tentang kehidupan dan struktur sosial masyarakat kuno, sekaligus menonjolkan peran militer dalam kebudayaan mereka. Pilar-pilar ini juga menambah kesan megah dan monumental pada bangunan tersebut.

Kuil ini mencerminkan kuatnya pengaruh budaya Toltec, terutama terlihat dari penggunaan pilar dan relief yang menonjolkan tema kekuatan serta kejayaan militer. Gaya arsitektur dan simbolisme yang dihadirkan menunjukkan adanya hubungan erat antara peradaban Toltec dan Maya dalam bidang seni, arsitektur, serta keagamaan.

Observatorium El Caracol

El Caracol, yang berarti “siput” dalam bahasa Spanyol karena bentuk spiral di bagian dalamnya, merupakan salah satu struktur paling unik di Chichen Itza. Bangunan ini diduga berfungsi sebagai observatorium astronomi, tempat para pendeta Maya mempelajari pergerakan bintang dan planet untuk keperluan ritual serta penentuan waktu.

Keunikan El Caracol terletak pada jendela-jendelanya yang dirancang sejajar dengan jalur pergerakan benda langit, termasuk planet Venus yang memiliki peran penting dalam sistem kalender dan kepercayaan Maya. Melalui bangunan ini, masyarakat Maya menunjukkan pengetahuan astronomi yang maju dan keterkaitannya yang erat antara ilmu pengetahuan dan spiritualitas.

Makna Budaya dan Spiritual

Chichen Itza tidak hanya berperan sebagai pusat politik dan ekonomi, tetapi juga sebagai pusat spiritual bagi peradaban Maya. Mereka memiliki pemahaman mendalam tentang siklus alam, yang tercermin dalam rancangan arsitektur dan tata letak kota. Kalender Maya yang terkenal akan ketepatannya digunakan untuk menentukan waktu pelaksanaan upacara, masa panen, serta ritual keagamaan. Salah satu contohnya adalah Cenote Sagrado, yang berfungsi sebagai tempat persembahan dan pengorbanan untuk memohon hujan serta kesuburan kepada dewa Chaac.

Selain menjadi pusat keagamaan, Chichen Itza juga mencerminkan hubungan budaya yang kompleks. Pengaruh Toltec tampak jelas pada seni dan arsitekturnya, terutama melalui penggambaran dewa Kukulkan yang memiliki kemiripan dengan Quetzalcoatl dalam budaya Toltec. Hal ini menandakan bahwa Chichen Itza berperan penting sebagai pusat perdagangan dan pertukaran budaya di wilayah Mesoamerika.

Chichen Itza di Era Modern

Sejak ditemukan kembali oleh para arkeolog pada abad ke-19, Chichen Itza telah menjadi pusat penelitian arkeologi sekaligus destinasi wisata yang penting. Pada tahun 1988, UNESCO menetapkannya sebagai Situs Warisan Dunia, dan pada 2007, Chichen Itza dinobatkan sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia modern melalui pemungutan suara internasional.

Kini, situs bersejarah ini dikelola oleh pemerintah Meksiko dan menjadi salah satu tujuan wisata paling populer di dunia. Namun, peningkatan jumlah wisatawan dan upaya pelestarian menjadi tantangan besar. Untuk menjaga kelestarian struktur kuno, pengunjung tidak lagi diperbolehkan memanjat piramida El Castillo maupun memasuki beberapa area yang dianggap rentan terhadap kerusakan. 

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.