11 November 2025

Get In Touch

Jelang Puncak Musim Hujan, Kapolda Jatim Minta Respons Cepat Hadapi Bencana Hidrometeorologi

Apel Gelar Pasukan Kesiapan Tanggap Darurat Bencana di Lapangan Mapolda Jatim, Rabu (5/11/2025). (Antara)
Apel Gelar Pasukan Kesiapan Tanggap Darurat Bencana di Lapangan Mapolda Jatim, Rabu (5/11/2025). (Antara)

SURABAYA (Lentera) - Menghadapi puncak musim hujan dan potensi bencana hidrometeorologi, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur, Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Nanang Avianto, meminta adanya respons cepat dan terpadu seluruh elemen.

"Apel kesiapan tanggap darurat bencana di Jawa Timur yang juga dilakukan serentak di seluruh Indonesia ini untuk mengecek kembali kesiapan personel dan peralatan yang kita miliki agar benar-benar siap membantu masyarakat yang terdampak bencana," ujar Nanang usai Apel Gelar Pasukan Kesiapan Tanggap Darurat Bencana di Lapangan Mapolda Jatim, Rabu (5/11/2025).

Ia menjelaskan sekitar 1.400 personel gabungan dikerahkan Polda Jatim dalam kegiatan tersebut, sementara di jajaran Kepolisian Resor (Polres) dan Kepolisian Resor Kota (Polresta) se-Jawa Timur terdapat sekitar 6.000 personel yang juga siaga di daerah masing-masing.

"Kami berkolaborasi dengan pemerintah daerah, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan semua pemangku kepentingan terkait, termasuk masyarakat," ujarnya.

Kapolda Jatim berharap koordinasi lintas sektor dapat mempercepat langkah mitigasi dan penanganan bencana.

"Diharapkan penanganan bencana dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan terpadu demi keselamatan dan ketahanan masyarakat Jawa Timur, karena ini menyangkut pertolongan terhadap jiwa," katanya.

Dalam kegiatan tersebut, Kapolda Jatim juga menyampaikan amanat Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo yang menyoroti pentingnya sinergi nasional dalam menghadapi kompleksitas bencana akibat perubahan iklim global.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan hingga 19 Oktober 2025 telah terjadi 2.606 bencana alam di Indonesia yang meliputi 1.289 banjir, 544 cuaca ekstrem, 511 kebakaran hutan dan lahan, 189 tanah longsor, 22 gempa bumi, dan empat erupsi gunung berapi.

Bencana tersebut mengakibatkan 361 orang meninggal dunia, 37 orang hilang, dan lebih dari 5,2 juta orang mengungsi.

Indonesia kini menempati peringkat ketiga negara dengan potensi bencana tertinggi di dunia berdasarkan World Risk Index 2025.

Kapolda menekankan delapan langkah prioritas bagi personel di lapangan, termasuk deteksi dini daerah rawan bencana, penyampaian imbauan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), kesiapan logistik, latihan simulasi tanggap darurat, dan koordinasi lintas sektor.

"Kita diberi amanah untuk melindungi rakyat dari segala bahaya, termasuk bencana. Negara harus selalu hadir memberikan perlindungan dan pertolongan kepada masyarakat," katanya dilansir antara.

Ia menambahkan kesiapan kolektif tersebut menjadi faktor kunci dalam menekan dampak sosial dan ekonomi dari bencana yang berpotensi meningkat pada periode November 2025 hingga Januari 2026. (*)

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.