SURABAYA (Lentera)— Menjelang puncak musim hujan, DPRD Kota Surabaya dan Pemerintah Kota (Pemkot) sama-sama menaruh perhatian serius terhadap percepatan pengerjaan proyek drainase. Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Eri Irawan, meminta pemkot memperketat pengawasan agar seluruh pekerjaan selesai tepat waktu dan berfungsi optimal mencegah genangan.
Eri mengatakan, percepatan pembangunan drainase kini menjadi kebutuhan mendesak. Selain volume hujan mulai meningkat, beberapa titik rawan genangan membutuhkan intervensi cepat untuk memastikan saluran siap menampung debit air.
“Kami mendorong Pemerintah Kota untuk melakukan pemantauan secara ketat terhadap seluruh proyek pengerjaan drainase yang saat ini sedang berlangsung,” kata Eri, Rabu (5/11/2025).
Menurutnya, kualitas pekerjaan juga tidak boleh dikorbankan meski pengerjaan dikejar waktu. Para kontraktor diminta memastikan seluruh saluran berfungsi maksimal sebelum proyek dinyatakan selesai.
“Dalam kontrol waktu yang ketat, setiap kontraktor tetap harus menjaga kualitas pekerjaan serta memastikan seluruh saluran berfungsi dengan baik,” tegasnya.
Eri juga meminta dinas terkait turun langsung ke lapangan untuk mengatasi potensi keterlambatan dan kendala teknis. Ia menekankan, pengawasan yang kuat akan memastikan manfaat proyek bisa segera dirasakan masyarakat.
“Kami berharap koordinasi antarinstansi terus diperkuat, termasuk melibatkan masyarakat dalam pengawasan. Drainase yang baik bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga keselamatan dan kenyamanan warga,” pungkasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan percepatan pengerjaan drainase menjadi prioritas utama pemkot. Targetnya, sebagian besar proyek dapat tuntas pada akhir November 2025.
“Insyaallah di akhir November selesai semua. Oktober sudah turun hujan, sehingga strategi kami untuk menahan genangan adalah dengan mengerahkan mobil-mobil PMK,” kata Eri.
Sebanyak 28 unit mobil PMK disiagakan setiap kali hujan deras untuk membantu mempercepat aliran air di kawasan rawan.
Eri juga menyebut hasil perbaikan drainase sudah terasa di sejumlah titik lama yang sebelumnya langganan banjir. “Pakal tiga puluh tahun banjir, hari ini bisa selesai. Dukuh Kupang lima puluh tahun, sekarang tidak banjir,” ujarnya.
Untuk tahun depan, kawasan Sukomanunggal menjadi fokus pembangunan karena belum semua warga mengizinkan pembangunan saluran baru. Ia berharap camat dan lurah dapat memberikan pemahaman kepada warga agar proyek dapat berjalan.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi, melaporkan progres pengerjaan drainase sudah mencapai sekitar 70 persen. “Sekitar 20 persen ditargetkan selesai di akhir November, sisanya insyaallah Desember,” terangnya.
Salah satu proyek besar berada di kawasan Benowo, dengan metode penutupan total saluran. Konsekuensinya, aliran air harus dialihkan menggunakan pompa portable yang kapasitasnya lebih kecil, sehingga berpotensi menimbulkan genangan sementara di Pondok Benowo Indah (PBI).
“Kami usahakan selesai tepat waktu sambil berharap hujan tidak terlalu deras,” tambahnya.
Syamsul memastikan seluruh rumah pompa dan tim lapangan disiagakan penuh setiap kali BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem. (*)
Reporter: Amanah
Editor : Lutfiyu Handi





