18 November 2025

Get In Touch

Setengah Hati Tangani Radiasi (Koran Kamis, 13 November 2025)

SETELAH penolakan ekspor udang beku dan cengkih karena diduga terpapar zat radioaktif, kini kasus serupa kembali mencoreng nama Indonesia di perdagangan internasional. Dua kontainer sepatu asal Indonesia ditolak Amerika Serikat (AS) setelah hasil uji mendeteksi jejak Cesium-137 (Cs-137). Yang membuat publik terperangah, pabrik alas kaku tersebut ternyata juga berlokasi di Cikande, Banten. Kawasan yang kini disebut-sebut sebagai 'zona merah' radiasi. Padahal, letak pabrik sepatu itu berada di luar kawasan industri Modern Cikande, berjarak sekitar lima kilometer dari PT Peter Metal Technology--perusahaan yang menjadi sumber awal kebocoran radiasi. Lebih mengejutkan lagi, salah satu kontainer sepatu yang ditolak itu ternyata sudah kembali ke tanah air. Pemerintah memastikan muatan tersebut aman karena tidak ditemukan paparan radiasi di permukaan kontainer saat diperiksa di pelabuhan. Namun, pernyataan yang saling tumpang tindih antar lembaga justru memicu keresahan publik. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merilis daftar berisi 24 perusahaan yang terindikasi terkontaminasi Cs-137, mencakup sektor peleburan logam, pengelolaan limbah B3, hingga industri makanan. Di antara nama-nama itu, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN)--raksasa pangan olahan berbahan baku unggas--menjadi sorotan utama. Pasalnya, meski Kemenperin memasukkan CPIN dalam daftar terkontaminasi, Satuan Tugas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137 menyatakan hasil berbeda: clear and clean. Rangkaian peristiwa yang berulang di wilayah yang sama menimbulkan kesan bahwa penanganan masalah radiasi ini belum sepenuhnya tuntas. Alih-alih menenangkan, tindakan dan pernyataan pemerintah yang tidak seragam justru mempertebal kecurigaan publik bahwa penanganan kasus radiasi di Cikande dilakukan setengah hati. BACA BERITA LENGKAP, KLIK DISINI 

https://lenteratoday.com/upload/Epaper/13112025.pdf

Share:
img
Author

Fitriyanti

Lentera Today.
Lentera Today.