JEMBER (Lentera) -Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (13/11/2025) dini hari, meninggalkan kisah haru dari Dusun Tegal Gayam, Desa Kemuningsari Kidul.
Atap rumah milik nenek Poniyem (58) tiba-tiba ambruk, tepat saat ia dan dua cucunya terlelap. Satu cucunya masih berusia tiga bulan, dan satu lainnya berusia dua tahun.
Suara retakan keras membangunkannya, membuat dia segera berlari keluar rumah hanya beberapa detik sebelum seluruh atap runtuh menimpa ruang tengah, kamar, dan dapur.
Beruntung, tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, rumah sederhana Poniyem berukuran 11,5 x 4,5 meter itu kini hanya menyisakan dinding retak dan puing-puing kayu.
Poniyem dan kedua cucunya mengungsi di rumah kerabat yang berada di sebelah rumahnya yang roboh.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, Indra Tri Purnomo, mengatakan, timnya sudah bergerak ke lokasi begitu menerima laporan kejadian tersebut.
“Setelah kami terima informasi, tim BPBD segera menuju lokasi untuk melakukan assessment dan menyalurkan bantuan logistik bagi keluarga terdampak,” ujar Indra, Kamis siang, dikutip Kompas.
Menurut Indra, bantuan yang disalurkan mencakup berbagai kebutuhan dasar seperti paket sembako, perlengkapan bayi, tikar lipat, selimut, hingga peralatan masak dan makan.
BPBD juga memberikan dua lembar terpal untuk kebutuhan darurat. “Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, tetapi kondisi rumah sudah rusak sedang dan berpotensi rusak berat."
"Saat ini kami juga melakukan penilaian kerugian untuk tindak lanjut rehabilitasi,” kata Indra.
Tim BPBD bersama perangkat desa, sahabat Tagana, dan warga sekitar juga membantu membersihkan reruntuhan bangunan.
Sementara itu, cuaca di wilayah tersebut dilaporkan berawan dengan potensi hujan susulan. Indra mengimbau masyarakat agar tetap waspada menghadapi cuaca ekstrem yang kerap terjadi belakangan ini.
“Kami mengingatkan warga agar lebih berhati-hati, terutama yang tinggal di bangunan dengan struktur lama atau rapuh, karena curah hujan tinggi bisa memicu kerusakan,” kata dia (*)
Editor: Arifin BH





