18 November 2025

Get In Touch

Mempertanyakan Sekolah yang Tak Lagi Aman (Koran Senin, 17 November 2025)

RANGKAIAN insiden kekerasan di sekolah kembali mengguncang rasa aman dunia pendidikan. Di Jakarta, siswa SMAN 72 hingga kini masih belajar daring/online pasca ledakan 7 November lalu. Bahkan, 10 siswa yang menjadi korban masih dirawat di rumah sakit dan 93 lainnya menjalani rawat jalan. Belum pulih dari trauma tersebut, publik kembali dikejutkan oleh kabar dari Tangerang Selatan, ketika seorang pelajar SMPN 19 berusia 13 tahun meninggal dunia dikabarkan akibat perundungan. Insiden kekerasan yang diduga memicu kondisi kritisnya terjadi di dalam sekolah pada 20 Oktober 2025 lalu, tepat saat jam istirahat akan dimulai. Saat itu, korban dilaporkan dipukul menggunakan bangku besi di bagian kepala. Alarm bullying di Indonesia beberapa waktu terakhir terus berbunyi keras. Sayangnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, malah mengaku belum mendengar kabar tersebut dan akan mencari tahu terlebih dahulu. Data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat lonjakan tajam kasus kekerasan di sekolah, dari 285 kasus pada 2023 menjadi 573 kasus pada 2024—lebih dari 100 persen kenaikan, dengan 31 persen di antaranya merupakan perundungan. Pada periode yang sama, KPAI juga melaporkan 3.800 kasus perundungan pada 2023 dan menerima 2.057 pengaduan perlindungan anak sepanjang 2024, dengan 954 kasus telah ditindaklanjuti. Deretan angka ini kembali menegaskan bahwa sekolah masih jauh dari harapan menjadi ruang aman bagi anak-anak. BACA BERITA LENGKAP, KLIK DISINI https://lenteratoday.com/upload/Epaper/17112025.pdf

Share:
img
Author

Fitriyanti

Lentera Today.
Lentera Today.