SURABAYA (Lentera) -Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Johari Mustawan, meminta BNN dan kepolisian segera membongkar jaringan peredaran narkotika yang menyasar lingkungan pelajar.
Hal ini ia utarakan usai adanya temuan 15 siswa SMP di kawasan Jalan Kunti, Surabaya, yang dinyatakan positif menggunakan narkoba.
Anggota dewan yang akrab disapa Bang Jo itu menilai, kasus ini menunjukkan semakin beraninya jaringan narkoba masuk ke dunia pendidikan. Ia menegaskan perlunya ketegasan seluruh pihak dalam melindungi anak-anak dari ancaman narkotika.
Menurutnya, keluarga memegang peran paling penting dalam pengawasan perilaku anak. “Pengawasan tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada sekolah. Orang tua tetap menjadi gerbang pertama pendidikan. Keluarga harus peka terhadap perubahan perilaku anak,” kata Bang Jo ketika dikonfirmasi Lentera, Senin (17/11/2025).
Selain itu, ia menekankan setiap sekolah harus memiliki SOP yang tegas dan terukur dalam pencegahan dan penanganan dugaan penyalahgunaan narkoba.
“Tidak bisa hanya mengandalkan himbauan. Harus ada aturan dan mekanisme penanganan yang berjalan,” tegasnya.
Selain itu, politisi dari Fraksi PKS ini meminta Pemkot Surabaya memperkuat regulasi terkait peredaran dan penggunaan NAPZA. Menurutnya, pemerintah tidak boleh hanya bergerak setelah kasus mencuat. “Pemkot harus hadir dengan aturan komprehensif. Ini ancaman serius bagi generasi muda,” tambahnya.
Tak lupa, ia mendorong BNN dan Pemkot melakukan inspeksi rutin di kawasan rawan. Selain aspek pengawasan, Bang Jo menilai pendidikan karakter dan spiritual juga harus diperkuat sebagai benteng moral bagi anak-anak.
“Seluruh pihak, keluarga, sekolah, Pemkot, BNN, dan kepolisian harus bergerak bersama. Tanpa kerja kolektif, Surabaya akan sulit terbebas dari ancaman narkoba yang mencederai masa depan generasi muda,” pungkasnya.
Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH





