22 November 2025

Get In Touch

Prof. Stella: Kerja Sama Riset Internasional Harus Berangkat dari Kemauan, Bukan Kuota

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) RI, Prof. Stella Christie (tengah). (Amanah/Lentera)
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) RI, Prof. Stella Christie (tengah). (Amanah/Lentera)

SURABAYA (Lentera)— Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) RI, Prof. Stella Christie, mengungkapkan, transformasi perguruan tinggi dari teaching university menuju research university tidak didorong oleh target angka, melainkan peningkatan kualitas riset dan kolaborasi.

Prof. Stella menekankan, kerja sama riset internasional bukan sekadar memenuhi kuota, tetapi harus berangkat dari kemauan dan komitmen para pelakunya.

“Kualitas atau kerja sama internasional itu adalah coalition of the willing. Artinya, masing-masing pihak harus benar-benar ingin terlibat,” kata Prof. Stella usai menghadiri Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia (KPPTI) di Graha Unesa, Jumat (21/11/2025).

Menurutnya, peran Kementerian adalah menyediakan infrastruktur pendukung baik sarana, prasarana, regulasi, maupun insentif agar dosen dan peneliti memiliki motivasi kuat untuk menghasilkan riset berkualitas.

“Kita tidak menetapkan target kuantitas. Tugas Kemendiktisaintek adalah memastikan adanya insentif dan ekosistem yang membuat peneliti kita tergerak,” jelasnya.

Ia juga menuturkan, kementerian mendorong setiap kampus memiliki strategi riset yang jelas sesuai kekhususan masing-masing, bukan berupaya unggul di seluruh bidang.

Prof. Stella mencontohkan sejumlah perguruan tinggi di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berkembang pesat dalam riset pertanian berbasis kearifan lokal.

Ia menyebut riset pengembangan kacang hijau yang dikembangkan menjadi varietas berwarna hitam dengan kandungan nutrisi lebih tinggi, bahkan dikategorikan sebagai superfood.

"Keunggulan berbasis daerah ini adalah kunci peningkatan mutu perguruan tinggi Indonesia agar diakui secara global," sebutnya.

Prof. Stella menegaskan bahwa PR terbesar kementerian saat ini adalah menciptakan skema insentif yang mampu mendorong perguruan tinggi menuju riset yang lebih inovatif dan berdaya saing.

"PR untuk kita itu bagaimana kita menciptakan insentif-insentif yang bisa mendukung ke sana," tutupnya. (*) 

 

Reporter: Amanah
Editor : Lutfiyu Handi

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.