Ramai....ramai lagi...!!. KGPH Hangabei dikabarkan minta restu ke Belanda. Waduh.....episode apalagi yang terjadi di Karaton Surakarta Hadiningrat?.
Gara - garanya, beredar foto/video di FB. Calon pengganti PB XIII versi Lembaga Dewan Adat (LDA) Karaton Surakarta itu dalam sebuah acara di Negeri Kincir Angin, menerima sebilah keris.
Netizen berkomentar: "Memangnya di Belanda banyak orang sakti. Hingga sampai pergi ke Belanda minta restu?" .
Agaknya hal itu dihubung-hubungkan dengan kebiasaan masa - masa lalu.
Bukan rahasia. Pada zaman penjajahan Belanda, perselisihan dalam sebuah kerajaan, pasti ditengahi kumpeni. Bisa petinggi VOC datang atas inisiatif sendiri. Atau diminta salah satu pihak yang berkuasa. Ujung-ujungnya. Setelah terjadi perdamaian sang penjajah minta upah tanah. Begitulah....!!!
Nah, saat ini terjadi prahara di Karaton Surakarta. Masa lalu pun kembali menyelimuti otak. Benarkah minta bantuan Belanda ? Ah........jangan cepat berprasangka dulu. Negeri ini sudah lama merdeka.
Dan kerajaan-kerajaan, termasuk Surakarta Hadiningrat, telah melebur diri dalam Negara Kesatuan RI. Masak sih, Hangabehi minta bantuan pada Belanda?
Kalau berita itu benar, tentu ini merupakan kecelakaan sejarah.
Tapi, apa pula relevansinya ? Toh Belanda sudah tidak lagi memerintah di Hindia Belanda (baca: Indonesia).
Penjajah yang tiga setengah abad memeras keringat bangsa ini, telah puluhan tahun meninggalkan Bumi Pertiwi.
Masak sih, Belanda masih punya pengaruh, terhadap kerajaan - kerajaan di Bumi Nusantara?
Kalo pinjam istilahnya pelawak Srimulat, almarhum Haji Asmuni: ini hil yang mustahal. Ha....ha...ha.
Tapi kata Sang Ustadz, tak ada yang tak mungkin. Jika Tuhan berkehendak. "Kun fayakun". "Jadilah...maka terjadilah ia". Kuasa Tuhan tak kan ada yang mampu menandingi. Atau menghalanginya.
Perdebatan di Facebook (FB) itu mendorong saya untuk menghubungi pihak Belanda. Nanti dulu. Jangan keburu nafsu.
Yang kuhubungi bukan Pemerintah Kerajaan Belanda. Melainkan seorang Diaspora Indonesia yang berada di Belanda. Namanya David Setjodirejo.
Diundang
Ia adalah Ketua Stichting Behoud Nederlands Ind (ones) ish Cultural Erfgoed. Adalah sebuah yayasan atau organisasi non-profit di Belanda yang bergerak dalam bidang pelestarian warisan budaya.
Organisasi inilah yang punya gagasan mendatangkan Hangabehi ke Belanda. "Saya yang mengundang Hangabehi," ujar David mantap. Nah.....clear kan. Putra PB XIII itu bukan datang sendiri, melainkan diundang.
Bukan diundang Pemerintah Kerajaan Belanda. Tapi diundang sebuah yayasan. Kepergian Hangabehi itu dua bulan sebelum PB XIII wafat.
Apakah Hangabehi juga minta restu? . Nah.....suudzon lagi. "Beliau saya undang, untuk penyerahan keris", tambah David. Sebilah keris dimaksud adalah buatan Empu (Mpu) Jepang. David menyebut nama keris itu: Mpu Japan.
Ada yang menyebut Mpu Japan adalah seorang empu Jepang yang bekerja sebagai pembuat keris di zaman Kerajaan Mojopahit. Keris itu lalu disebut Keris Mpu Japan.
Si Empu Japan menurunkan ilmunya pada Empu Gandring dan Empu Supa.
Kita pasti masih ingat pelajaran Sejarah. Empu Gandring terkenal dengan kisah tragisnya dengan Ken Arok pada Zaman Kerajaan Singosari.
Nah dalam perjalanan zaman, keris itu sampailah di tangan Raja Surakarta Hadiningrat, Pakoe Boewono ke III.
Saat penjajahan Belanda berakhir. Tosan aji itu "terbang" ke Belanda.
Entah sudah berapa tangan yang telah pernah menguasai pusaka itu. Sampai akhirya berada di tangan seorang kolektor keris. Namanya: Richard Goud.
Sang Ketua yayasan, David yang kenal baik dengan sang kolektor, mengadakan pendekatan. Kolektor itu rupanya juga terpanggil untuk memulangkan kembali keris itu ke tanah asal.
Gayung pun bersambut. Maka diundanglah Hangabehi untuk menerima Keris Mpu Japan. Konon keris ini dapat membuat seseorang jadi lebih berwibawa.
Jika dipakai seorang pemimpin, dia akan bisa mengayomi. Bisa menyejahterakan rakyatnya. Akankah keris itu benar-benar berguna bagi Hangabehi yang sedang berseteru dengan Purbaya? Kita tunggu episode berikutnya (*)
Penulis: Subakti Sidik, Wartawan Senior PWI|Editor: Arifin BH



