17 December 2025

Get In Touch

Pasar Induk Among Tani Kota Batu Dipersiapkan Jadi Pasar Wisata

Ilustrasi: Salah satu lapak pedagang di Pasar Induk Among Tani Kota Batu. (Santi/Lentera)
Ilustrasi: Salah satu lapak pedagang di Pasar Induk Among Tani Kota Batu. (Santi/Lentera)

BATU (Lentera) - Pasar Induk Among Tani Kota Batu tengah dipersiapkan untuk bertransformasi menjadi pasar wisata. Sejumlah pembenahan, baik dari sisi infrastruktur maupun sumber daya manusia (SDM), mulai dirancang guna menunjang rencana tersebut.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Induk Among Tani, Gadis Dewi Primandhasari, mengatakan rencana menjadikan Pasar Induk Among Tani sebagai pasar wisata masih dalam tahap gagasan. Meski demikian, penataan akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anggaran.

"Masih banyak pekerjaan rumah kalau memang arahnya ke pasar wisata. Pasar ini baru dua tahun diresmikan, jadi memang harus kita tata lagi, terutama dari sisi sarana dan prasarananya," ujar Gadis, Selasa (16/12/2025).

Salah satu aspek infrastruktur yang menjadi perhatian utama, menurutnya adalah kondisi gorong-gorong di bagian depan pasar. Saat ini, gorong-gorong tersebut hanya mampu menahan beban hingga dua ton, sehingga belum memadai untuk dilalui kendaraan besar seperti bus pariwisata.

"Kalau mengarah ke pasar wisata, bus itu harus bisa masuk. Beban bus bisa sampai 20 ton. Berat kosongnya saja sekitar 15 ton, belum ditambah penumpang," jelasnya.

Padahal, meskipun belum berstatus sebagai pasar wisata, Pasar Induk Among Tani sudah kerap dikunjungi rombongan wisatawan yang menggunakan bus. Namun keterbatasan akses dan lahan parkir bus masih menjadi kendala utama.

"Salah satu kendalanya memang parkir bus. Jalannya perlu dilebarkan dan penutup gorong-gorong itu harus diperkuat," katanya.

Selain infrastruktur bagian depan pasar, penataan area pasar pagi yang berada di bagian belakang Pasar Induk Among Tani juga menjadi perhatian. Gadis menyebut, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan para pedagang pasar pagi untuk membahas rencana penataan operasional.

"Pasar pagi itu waktu tutupnya memang harus lebih konsekuen. Kalau konsepnya pasar wisata, otomatis area belakang juga harus berfungsi optimal," katanya.

Penataan pasar pagi tersebut dinilai sejalan dengan rencana penguatan kapasitas SDM di Pasar Induk Among Tani. Menurut Gadis, perubahan konsep dari pasar tradisional menuju pasar wisata menuntut adanya penyesuaian, khususnya dari sisi pelayanan dan kualitas produk yang dijual.

"Jangan sampai pedagang kita tidak berdaya. Kalau namanya pasar wisata, orang-orangnya harus siap melayani. Produk yang dijual juga harus bisa menarik perhatian pembeli," tegasnya.

Di sisi lain, Gadis juga menyampaikan saat ini Pasar Induk Among Tani turut merasakan dampak positif dari beroperasinya Bus TransJatim Koridor I Malang Raya. Sejak moda transportasi tersebut beroperasi, aktivitas pasar dinilai semakin ramai.

"Antusiasmenya tinggi sekali sejak ada TransJatim. Penumpang turun di terminal, banyak yang langsung ke pasar. Pasar jadi ramai," kata Gadis.

Dijelaskannya, hingga kini ribuan pengunjung telah mendatangi Pasar Induk Among Tani. Pengunjung tidak hanya berasal dari warga lokal, tetapi juga wisatawan dari luar daerah.

Namun demikian, peningkatan jumlah pengunjung tersebut juga memunculkan kebutuhan akan fasilitas penunjang tambahan, khususnya terkait keselamatan dan kenyamanan. Salah satunya adalah fasilitas penyeberangan dari kawasan terminal menuju pasar.

"Dari terminal ke pasar kan harus menyeberang jalan yang cukup ramai. Saat ini belum ada fasilitas penyeberangan, jadi sepertinya masih dibutuhkan," ungkapnya.

Gadis pun menyarankan kepada dinas terkait agar dapat mempertimbangkan pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) atau alternatif fasilitas penyeberangan lainnya. Mengingat banyak pengunjung pasar merupakan anak-anak hingga lansia. (*)


Reporter: Santi Wahyu
Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.