SURABAYA ( LENTERA ) - Senyawa dalam cokelat hitam (dark chocolate) yaitu flavanol, yaitu senyawa nabati kaya antioksidan yang juga ditemukan pada kakao, apel, aneka beri, anggur merah, serta beberapa jenis sayuran. Penelitian yang dikutip dari New York Post menunjukkan bahwa flavanol mampu mengaktifkan sistem “alarm” internal di otak yang berperan dalam fokus dan pembentukan memori.
Riset yang dilakukan oleh tim peneliti dari Institut Teknologi Shibaura, Jepang, menemukan bahwa tikus yang diberi flavanol mengalami lonjakan pelepasan noradrenalin di otaknya. Noradrenalin merupakan zat kimia penting yang berperan dalam meningkatkan kewaspadaan, fokus, serta kesiapan otak dalam menerima informasi baru.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Current Research in Food Science menunjukkan bahwa dalam waktu sekitar satu jam setelah pemberian flavanol, tikus-tikus tersebut mencatatkan performa sekitar 30 persen lebih baik dalam tes memori dibandingkan kelompok yang tidak menerima flavanol. Selain peningkatan daya ingat, tikus juga menunjukkan aktivitas motorik dan perilaku eksplorasi yang lebih tinggi.
Peneliti utama, Yasuyuki Fujii, menjelaskan bahwa efek flavanol berkaitan erat dengan rasa sepat atau pahit yang dihasilkannya. Menurutnya, rasa ini berperan sebagai stimulus awal yang mengirimkan sinyal langsung ke sistem saraf pusat.
“Flavanol memiliki rasa sepat. Kami berhipotesis bahwa rasa ini bertindak sebagai pemicu, yang mengirimkan sinyal langsung ke sistem saraf pusat,” ujar Fujii.
Rangsangan tersebut kemudian memicu respons fisiologis melalui sistem saraf simpatik, yaitu jaringan saraf yang mengatur kesiagaan tubuh dan respons terhadap stres. Sensasi pahit dari cokelat hitam atau minuman seperti teh pekat diyakini mengaktifkan saraf sensorik yang terhubung dengan batang otak.
Aktivasi ini merangsang bagian otak bernama locus coeruleus untuk melepaskan noradrenalin. Proses tersebut membantu pembentukan memori baru sekaligus meningkatkan fokus. Temuan ini turut menjelaskan mengapa sejumlah penelitian pada kelompok lansia menemukan kaitan antara pola makan tinggi flavanol dengan kemampuan mengingat yang lebih baik.
Fujii menambahkan bahwa meskipun tingkat penyerapan flavanol oleh tubuh tergolong rendah, konsumsi dalam jumlah wajar tetap berpotensi memberikan dampak positif bagi kesehatan otak dan kualitas hidup secara umum.
“Dengan demikian, asupan flavanol dalam jumlah sedang, meskipun bioavailabilitasnya rendah, tetap dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup,” jelasnya.
Temuan ini sejalan dengan kajian sebelumnya yang dimuat dalam jurnal Frontiers in Nutrition pada 2017. Studi tersebut menganalisis berbagai bukti ilmiah dan menyimpulkan bahwa flavanol dapat memberikan manfaat bagi fungsi otak manusia, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Peserta yang mengonsumsi flavanol tercatat memiliki kinerja lebih baik dalam berbagai tes memori.
Ditemukan di Apel hingga Bombai
Mengacu pada Harvard Health Publishing, flavanol tidak hanya ditemukan dalam cokelat atau minuman berbasis kakao. Senyawa ini juga terdapat dalam apel, anggur merah, brokoli, tomat ceri, kacang-kacangan, kale, hingga bawang bombai.
Meski demikian, para ahli mengingatkan agar konsumsi dark chocolate tetap dilakukan secara bijak. Kandungan gula, lemak, dan kalori dalam cokelat juga perlu diperhatikan. Dalam beberapa kasus, satu batang cokelat memang dapat mengandung flavanol dalam jumlah cukup, tetapi kadar lemak, gula, dan kalorinya bisa melebihi manfaat yang diperoleh bila dikonsumsi berlebihan.
Dengan demikian, cokelat hitam dapat menjadi bagian dari pola makan sehat untuk mendukung fungsi otak, asalkan dikonsumsi dalam porsi wajar dan seimbang dengan asupan nutrisi lainnya.(ist/dya)





