DPRD Jatim : Belum Ada Terobosan KPU untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih Pilkada Serentak

Surabaya - Rasa pesimistis akan tercapainya target partisipasi pemilih 77% pada Pilkada serentak juga terlontar dari Komisi A DPRD Jatim, M Aziz. Bahkan dia belum melihat terobosan penyelenggara Pilkada untuk meningkatkan partisipasi pemilih.
Aziz menadaskan kondisi seperti ini adalah bentuk tantangan bagi penyelenggara yaitu KPU dan Bawaslu untuk kemudian meningkatkan angka partisipasi masyarakat dalam Pilkada mendatang.
“Sampai hari ini kita tidak melihat ada terobosan baik dari KPU RI sampai ke daerah. Kita tidak melihat ada terobosan bagaimana meningkatkan partisipasi pemilih di era pandemi ini. Karena bagaimanapun di satu sisi masyarakat itu barangkali sebagian takut keluar rumah, ya sebagian sebagian lagi juga ingin keluar rumah, dan lain sebagainya itu tentu menjadi tantangan tersendiri,” katanya.
Dia juga tidak melihat adanya inovasi-inovasi dari penyelenggara, padahal inovasi itu dibutuhkan hari ini. “Tantangannya apa, kita tidak melihat rute map-nya ke sana, kita tidak melihat blueprint kesana, sampai hari ini saya belum lihat itu,” katanya.
Sekali lagi, dia mengaku pesimistis target akan tercapai. Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga melihat bahwa belakangan ini karakter masyarakat sudah mulai menganggap pandemi Covid-19 tidak ada. Kondisi ini jelas berbahaya, sebab berakibat pada banyak pelanggaran protokol kesehatan di berbagai tempat.
“Nah, hal-hal seperti itu kan juga harus menjadi perhatian kita, artinya apa sih yang ingin kita capai, apakah keselamatan warga masyarakat atau kita harus meneruskan ini (Pilkada) karena ini gawe konstitusional, ini ada pagelaran konstitutional yang memang harus. Hal ini yang saya pesimis angka ini akan tercapai,” kata politisi asal pulau Madura ini.
Disatu sisi, jika memang target partisipasi pemilih akan tercapai, maka ada satu kekhawatiran di mana malah akan menimbulkan klaster baru dari penyebaran Covid-19. “Memang tidak ada satupun negara yang siap. Kita akan membayangkan ada e-voting atau kemudian voting dari rumah, kemudian petugas TPS mengambil kertas suara ke rumah-rumah, hal-hal seperti itu memunginkankan lebih baik,” tadasnya.
Artinya, lanjut Aziz, warga masyarakat yang punya hak pilih bisa memilih di rumah masing-masing. Kemudian nanti petugas yang mengambil kertas suara ke rumah mereka dan langsung dimasukkan di dalam kotak suara. Dengan langkah itu, Aziz yakin akan mampu menekan potensi penularan Covid-19 dan juga mampu menekan penurunan angka partisipasi pemilih. (ufi)