22 April 2025

Get In Touch

Komisi E DPRD Jatim Usul Pembelajaran Tatap Muka Dilakukan Terhadap 50% Siswa Perkelas

Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih.
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih.

Surabaya – KomisiE DPRD Provinsi Jawa Timur mengusulkan pada Pemprov Jatim untuk segera melakukanpembelajaran tatap muka setidaknya dengan jumlah 50% siswa dalam kelas untuktingkat SMA dan SMK. Hal ini seiring dengan sudah tidak adanya zona merah penyebaranCovid-19 di Jatim.

Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih mengatakan,pembelajaran tatap muka ini bisa dilakukan 50% dulu, kemudian selanjutnyadipelajari bagaimana perkembangan. Hal ini juga mengingat penyebaran Covid-19di Jatim masih belum stabil.

“Tapi bagi kami SMA/SMK itu sudah boleh dilakukan (pembelajarantatap muka), tapi untuk tingkatan di bawahnya kita pelajari dulu, karenasituasinya sebenarnya bukan di pembelajarannya atau bukan saat PBM (Proses BelajarMengajar) di kelasnya, tapi ketika berangkat dan pulangnya ini yang harusdiawasi,” Hikmah, politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, Selasa(13/10/2020).

Hikmah menjelaskan, ketika belajar di dalam kelas bisaditerapkan protokol kesehatan, mulai dari cuci tangan sebelum masuk kelas,kemudian penggunaan masker, hingga menjaga jarak antara satu siswa dan siswalainnya. Namun ketika pulang secara bersama, maka akan terjadi pertemuan yangkemungkinan tidak lagi mengindahkan jaga jarak.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur,Wahid Wahyudi mengatakan bahwa saat ini, SMK di Jawa Timur untuk masing-masingkabupaten kota ini sudah banyak yang melakukan pembelajaran tatap muka sesuaidengan kondisi zona daerah itu. “Kemudian juga, masalah praktek sudahdipersilahkan dengan perlakuan protokol kegiatan yang ketat, tetapi teorinyaitu harus dioptimalkan pembelajaran secara daring,” katanyanya saat ditemui diGedung Negara Grahadi.

Terkait dengan evaluasi pembelajaran jarak jauh (daring),dia menandaskan bahwa kurang efektif dan terjadi penurunan kualitas pendidikan.“Kenapa begitu mungkin yang pertama ini adalah tahun pertama siswa melakukanpembelajaran (daring) sehingga daya tangkapnya di saat melihat monitor ataupun handphone,maupun komputer itu daya tangkapnya lebih tinggi saat pembelajaran tatap mukakhususnya untuk pelajaran Matematika, Fisika, dan Kimia,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut Wahid, perlu dievaluasi oleh jajaranpendidik. Namun demikian dia marasa yakin jika penurunan ini akan terjadi padatitik-titik tertentu dan pada saat titik tertentu pula kualitasnya akan naiklagi. Karena guru maupun siswa sudah siap. “Sekarang guru belum menyiapkanmodel-model pembelajaran daring, sementara siswa juga tidak terbiasa menataplayar komputer maupun layar handphone,” sambungnya.

Oleh karena itu, dia menandaskan bahwa Jawa Timur melakukanuji coba tatap muka dengan pengaturan-pengaturan sesuai dengan zona daerah itu.“Insyaallah tadi Gubernur sudah memerintahkan kepada saya untuk melakukanevaluasi kembali untuk ditingkatkan jumlah sekolah yang bisa melakukan uji cobapembelajaran tatap muka,” pungkasnya. (ufi)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.